Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RESESI yang melanda Jepang dipastikan tidak akan memengaruhi pendanaan pada proyek kereta bawah tanah juga layang di Jakarta dan sekitarnya.Pembangunan itu akan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan.
"Tidak ada pengaruhnya karena anggaran di pemerintahan Jepang sudah berlangsung," ujar Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat, di Jakarta, Selasa (20/2).
Tuhiyat meyakini dalam tahapan pengerjaan proyek mendapat dukungan pendanaan Jepang untuk MRT Jakarta itu masih tetap berjalan optimal.
Baca juga : MRT Jakarta Pastikan Proyek MRT Tidak Terpengaruh Resesi Jepang
Dia menambahkan, Kartu Multi Trip MRT Jakarta tidak berlaku lagi mulai November 2024
Saat ini, lanjutnya, MRT Jakarta sedang menunggu penandatanganan kontrak pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk MRT Jakarta East-West Line Fase 1 tahap 1.
Tuhiyat menyatakan, pihaknya menargetkan penandatanganan kontrak pinjaman itu dilakukan pada April 2024.
Baca juga : BI: Kontraksi Pertumbuhan Jepang dan Inggris Turunkan Prospek Ekonomi Dunia
Selain itu, lanjutnya, pihaknya berharap bisa efektif sekitar tiga bulan setelah penandatanganan kontrak pinjaman.
"Posisinya sekarang sudah konfirmasi risalah pembahasan penilaian atau Minutes of Discussion atau MoD sudah ditandatangani," ungkapnya.
MRT Jakarta merupakan proyek pertama di Indonesia melalui kerja sama antara Pemerintah Jepang, Pemerintah Pusat RI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta.
Baca juga : Ini Dampak Resesi Tiongkok, Hong Kong, dan Eropa ke Indonesia
Berdasarkan risalah pembahasan penilaian yang ditandatangani pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) pada November 2023, MRT Jakarta Koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84,1 kilometer dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi.
Menurut dia, Stasiun MRT Sawah Besar-Mangga Besar akan dijadikan Stasiun Bertingkat Bawah Tanah Pertama di Indonesia
Dalam pengerjaannya akan terbagi menjadi empat tahap pekerjaan yaitu fase 1 tahap 1 (Tomang-Medan Satria sepanjang 30,1 km), fase 1 tahap 2 (Kembangan-Tomang sepanjang 9,2 km), fase 2 timur (Medan Satria-Cikarang sepanjang 20,5 km), dan fase 2 Barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).
Baca juga : Sri Mulyani: Resesi Jepang dan Eropa Sudah Diprediksi
Proyek itu sendiri mendapat dukungan pembiayaan dari Jepang sebagai investor utama senilai Rp160 triliun dan PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memulai pembangunannya pada Agustus 2024.
Sebelumnya, dilaporkan ekonomi Jepang tergelincir ke dalam resesi setelah dua kuartal mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu, demikian data pemerintah Jepang pada Kamis (15/2).
Ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember karena daya belanja yang lemah sesuai data tersebut.
Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, menurut angka awal pemerintah. (Z-4)
Semua harus meyakini bahwa kita akan mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan dan tantangan covid-19 ini secara lebih baik.
Resesi hampir berubah menjadi jargon yang mudah terucap dan gampang dipolitisasi karena pemahaman akan makna yang tidak lengkap.
DUA negara superpower, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, kini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang amat berat.
MURAM, kelam, gelap. Begitulah narasi dalam yang terus mendominasi jagat media dalam beberapa bulan terakhir.
Di bulan-bulan sebelumnya, beberapa negara lain sudah lebih dulu jatuh dalam jurang resesi sebagai dampak dari pandemi covid-19.
Mujiyono menduga, saat ini Anies tengah menarik pelan-pelan kebijakan rem darurat tersebut. Hal itu terlihat dari adanya penerapan kembali sistem ganjil-genap dan denda pelanggar progresif.
Kolaborasi MRT Jakarta dengan Kredivo Hadirkan Metode Pembayaran Paylater
Daftar Lengkap Tarif MRT Jakarta antar Stasiun
MRT Jadi Jawaban Tantangan Kota Jakarta
Hingga sekarang antusiasme masyarakat untuk naik MRT belum juga surut. Bahkan di musim liburan kemarin masih banyak warga yang memang sengaja berwisata di MRT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved