Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DATA perekonomian Jepang secara tidak langsung mengindikasikan mereka memasuki resesi. Data GDP Annualized kuartalan (QoQ) yang kembali turun dari sebelumnya -3,3% menjadi -0,4% pada kuartal IV-2023.
Ini terjadi di tengah kabar yang semakin kuat mengenai keinginan dari Bank Sentral Jepang untuk menaikkan tingkat suku bunga.
Data pertumbuhan ekonomi Jepang telah memberikan gambaran, rumah tangga maupun dunia usaha telah memangkas belanja mereka selama 3 kuartal berturut-turut. Hal ini telah membuat perekonomian Jepang turun peringkat dari ke 3 menjadi yang ke 4, dan Jerman naik peringkat menjadi yang ke 3.
Baca juga : Mengenal Produk Domestik Bruto: Fungsi, Komponen, dan Indikator yang Membentuk Perekonomian
Konsumsi swasta Jepang turun dari 0,6% menjadi 0,1%, begitupun dengan investasi bisnis yang turun dari sebelumnya 0,6% menjadi 0,1%. Pengeluaran rumah tangga juga turun hingga 2,5% pada Desember 2023.
"Penurunan ini merupakan bulan yang ke-10 berturut-turut seiring dengan kenaikan upah yang belum dinaikkan, sehingga menggerus daya beli dan konsumsi. Kenaikan upah selalu menjadi yang terpenting, bahkan di tengah situasi dan kondisi saat ini," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Jumat (16/2).
Oleh sebab itu Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda menantikan pertemuan di Maret yang akan memberikan kesimpulan, apakah upah akan dinaikkan atau tidak untuk menjaga inflasi yang berkelanjutan untuk menjaga peluang dari kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral Jepang.
Baca juga : Denmark Masuk Dalam Resesi karena Turunnya Kinerja Manufaktur
Hal ini yang membuat ekspor Indonesia merosot hingga -22,72% kepada Jepang. Saat ini peluang kenaikan tingkat suku bunga Jepang pada bulan April mengalami penurunan dari 73% menjadi 63%.
"Meski masih di atas 50%, kami tidak begitu yakin Bank Sentral Jepang akan menaikkan tingkat suku bunga. Sebab Kazuo Ueda hanya mau menaikkan tingkat suku bunga apabila ada kenaikan upah yang terealisasi. Apabila hal tersebut tidak terwujud, maka suku bunga tidak jadi naik," kata Nico.
Mau tidak mau, apabila situasi dan kondisinya seperti ini, Bank Sentral Jepang akan lebih berpeluang untuk menjaga tingkat suku bunga untuk akomodatif untuk menjaga perekonomian untuk tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Baca juga : Akhiri Masa Tugas, Dubes Jepang untuk Indonesia Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Bilateral
Buruknya data ekonomi kemarin, telah mendorong Yen Jepang lagi-lagi melemah berada di kisaran 150,40 terhadap dolar AS.
Meski begitu, ekspor bersih Jepang berkontribusi sebesar 0,2% terhadap pertumbuhan. Ekspor mobil ke Amerika, peralatan manufacture chip ke Tiongkok, serta pariwisata juga masih tumbuh. Selama 1 tahun penuh, GDP nominal Jepang bernilai US$4,19 triliun, dimana Jerman bernilai US$4,55 triliun. (Z-3)
Baca juga : LPS : Agar Ekonomi Tidak Resesi, Konsumsi Harus Didorong
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurrahman menilai pemerintah gagal mengoptimalkan ruang fiskal di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Indonesia dihantui resesi karena pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,87%, terendah sejak triwulan ketiga 2021.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Resesi, Resesi ekonomi: Pelajari penyebab, dampak, dan cara menghadapinya. Panduan lengkap untuk memahami dinamika ekonomi yang penting.
KEBIJAKAN tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mendorong gejolak perekonomian.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones jatuh lebih dari 850 poin di tengah kekhawatiran resesi.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved