Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGAMAT kebijakan publik dari PH&H Public Policy Interest Group Agus Pambagio curiga keputusan pemerintah yang mengimpor tiga kereta rel listrik (KRL) dari perusahaan kereta asal Tiongkok, CRRC Qingdao Sifang Co Ltd, akibat jebakan utang dari proyek WHOOSH.
Seperti diketahui, perusahaan asing itu yang memproduksi kereta cepat relasi Jakarta-Bandung.
"Ada dugaan impor KRL itu bagian dari perjanjian dengan Tiongkok dari kesepakatan utang proyek kereta cepat," kata Agus saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (6/1).
Baca juga : KCI Impor 3 KRL dari Tiongkok Senilai Rp783 Miliar
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui anak usahanya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memutuskan mendatangkan tiga KRL baru dari Tiongkok seharga Rp783 miliar.
Agus menuturkan bisa saja KCI membantah bila keputusan impor KRL dari Tiongkok karena ada ancaman penundaan utang kereta cepat. Katanya, ini harus dibuktikan dengan isi dokumen kesepakatan kedua pihak.
"Kita harus lihat dulu dokumen kontraknya proyek WHOOSH seperti apa. Karena dulu pemerintah getol soal tingkat komponen dalam negeri (TKDN), makanya tidak mau impor kereta bekas. Tapi, kok malah jadi impor dari Tiongkok," ujar Agus.
Baca juga : KAI Pastikan Pembelian KRL Tiongkok sesuai Spesifikasi Teknis
Ia pun menyebut selama ini pemerintah berbual soal fokus penggunaan TKDN dalam komponen kereta api di Indonesia. Agus menganggap PT Industri Kereta Api (Inka) belum mampu menyediakan gerbong-gerbong KRL baru untuk menggantikan kereta yang sudah uzur. Inka diketahui baru sanggup menyediakan gerbong-gerbong KRL pesanan PT KCI di 2025.
"Itu bohong-bohongnya pemerintah kalau ujung-ujungnya harus impor dari Tiongkok. Makanya, kalau duitnya terbatas jangan sok-sokan TKDN. TKDN itu tidak bisa mendadak mendatangkan kereta," ungkapnya.
Namun demikian, Agus tidak mempersalahkan jika rangkaian KRL baru didatangkan dari Tiongkok selama bisa melayani penumpang KRL Jabodetabek yang terus bertambah tiap harinya. Ia pun kemudian mengingatkan KCI agar tidak melakukan proses assembling atau penggabungan rangkaian KRL.
Baca juga : KAI Commuter Beli 3 KRL Baru dari Tiongkok
"Kalau bisa datangkan kereta yang sejenis saja, jangan beda-beda onderdil kereta. Ini berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan KCI dan juga menyangkut keamanan kereta," pungkas Agus. (Z-5)
Teknik makeup Tiongkok yang unik, mencakup fokus pada kontur wajah, penciptaan dimensi pada mata, penggunaan warna yang menarik, serta rahasia menciptakan tampilan yang seimbang dan menawan.
Akupuntur dapat dilakukan sedini mungkin. Yang terpenting jangan sampai proses penuaan sudah terjadi baru dilakukan akupuntur.
Gaya makeup ini menciptakan tampilan yang cerah, segar, dan playful. Aplikasinya membuat wajah terkesan lebih imut, cocok untuk perempuan muda.
peninggalan kerajaan samudra pasai dalam berbagai bentuk benda, tempat bersejarah hingga kebudayaan yang hingga kini masih dilestarikan
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Eni Joe memaknainya sebagai The Beautiful Heart for Difabel, meskipun dengan segala keterbatasannya atlet difabel mampu turut serta mendukung dan melestarikan budaya Indonesia.
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Jika nilai tukar dolar AS terus meningkat, perajin tahu harus mencari strategi agar produksi tidak terhenti.
Citroën merupakan merek pertama dan satu-satunya di Indonesia yang saat ini memperoleh persetujuan keikutsertaan program BEV dan fasilitas impor
PULUHAN ribu ton garam rakyat di Cirebon, Jawa Barat, saat ini hanya menumpuk di tempat penyimpanan.
DUA negara superpower, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, kini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang amat berat.
MEMASUKI usia ke-79 setelah merdeka, ada banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved