Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Saat ini kita berlayar di lautan transformasi digital yang luas. Generasi muda yang melek teknologi menjadi tenaga utama ekonomi digital Indonesia, dan membuat ekonomi digital Indonesia tumbuh dengan pesat.
Dengan teknologi, Indonesia diperkirakan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai Gross Merchandise Value (GMV) sekitar $110 miliar pada tahun 2025 (e-Conomy SEA oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, 2023).
Pernyataan tersebut disampaikan Dr. Pieter Abdullah, Executive Director Segarra Research Institute, dalam keterangan, Senin (29/1/2024)
Baca juga: Solopreneur Iwet Ramadhan: Atasi Ketakutan Kunci Sukses dalam Bisnis
"Peningkatan yang pesat ini mendorong perubahan di berbagai sektor, dan salah satu perubahan yang paling menarik adalah munculnya solopreneur yang menjangkau berbagai bidang mulai dari jasa, kriya, seni, app developers hingga para pembuat konten digital, seperti para influencer di platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok," jelas Pieter.
Usaha pembuatan konten mengalami pertumbuhan yang luar biasa, didorong oleh peningkatan digitalisasi dan konektivitas yang lebih lancar, sehingga memperluas penonton konten digital.
Apa itu Solopreneur dan keunikannya Solopreneur
Pengusaha mandiri dalam sektor UMKM—mengukir jalan kewirausahaan yang unik. Mereka membangun usaha independen, tidak sekadar bekerja lepas, melainkan memupuk bisnis berkelanjutan dalam skala yang lebih personal.
"Sinergi antara usaha digital dan pekerjaan konvensional menciptakan ekonomi paruh waktu yang robust," ujar Pieter.
Baca juga: Pevita Pearce Beri Trik Hyperfocus Capai Kesuksesan sebagai Solopreneur
Data terkini dari BPS menunjukkan ada 34,13 juta pekerja lepas di Indonesia, dengan proyeksi meningkat menjadi 117,24 juta wirausahawan pada 2030, mencerminkan korelasi langsung antara pertumbuhan UMKM dan ekonomi digital yang berpotensi mengubah lanskap ekonomi negara.
Indeks Solopreneur Indonesia
"Dalam riset buku putih berjudul, "Solopreneur: Potensi Kekuatan Baru Ekonomi Indonesia" oleh Segara Research Institute yang bekerja sama dengan Bank Saqu, kami mendapatkan wawasan bahwa solopreneur di Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan proyeksi mencapai 117,24 juta individu pada tahun 2030 dari 34,13 juta pada tahun 2023," papar Pieter.
"Pertumbuhan ini konstan dan mengesankan, menggarisbawahi potensi solopreneur sebagai motor penggerak ekonomi digital," katanya.
Laporan tersebut juga menyoroti Pulau Jawa sebagai pusat bisnis yang mapan, berkat demografi yang padat dan infrastruktur yang berkembang.
Lebih dari setengah penduduk Indonesia memilih Jawa sebagai basis operasional, menunjukkan pulau ini sebagai tempat yang kondusif untuk inovasi dan kegiatan wirausaha.
Informasi strategis ini memberikan panduan yang berharga bagi pembuat kebijakan dan investor untuk meningkatkan pertumbuhan solopreneur, yang pada gilirannya akan memperkuat fondasi ekonomi digital di Indonesia.
Kontribusi Ekonomi dan Pertumbuhan Solopreneur
UMKM diakui sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, dengan kontribusi signifikan terhadap PDB. Namun, solopreneur—walaupun sama pentingnya—sering terabaikan.
Pada tahun 2023, tercatat 34,13 juta pekerja lepas dan pekerja sampingan yang menyumbang hampir sepertiga PDB negara.
Laporan yang sama memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, sepertiga penduduk Indonesia akan terjun ke solopreneurship, entah sebagai karier utama atau sekadar pekerjaan sampingan, termasuk mereka yang sudah memiliki pekerjaan tradisional.
Diperkirakan pula bahwa kontribusi mereka terhadap PDB akan meningkat menjadi 36% pada tahun 2030. Kendala yang dihadapi, seperti pendapatan tidak stabil dan kompleksitas pengelolaan keuangan, menjadi isu penting yang perlu ditangani.
Baca juga: Kewirausahaan Harus Ditumbuhkan di Kalangan Muda sejak Dini
Proyeksi optimis terlihat dalam kontribusi solopreneur terhadap penciptaan lapangan kerja, dengan angka yang mengesankan sebesar 52,35% pada tahun 2022, dan diperkirakan akan bertumbuh sedikit menjadi 52,44% pada tahun 2030.
"Angka ini menegaskan peran vital solopreneur dalam mendukung dan mengembangkan ekosistem kerja nasional, terutama seiring dengan kemajuan ekonomi digital," terang Pieter.
Merespons kebutuhan finansial yang unik dari solopreneur
Lebih lanjut, kehidupan yang baik tidak hanya ditentukan oleh sosio-ekonomi saja, namun dapat pula ditentukan oleh bagaimana mereka dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Bagaimana mereka juga ingin melakukan lebih banyak hal, dari yang setiap hari mereka lakukan, dan mendorong mereka untuk mencari cara agar dapat menabung lebih banyak, berinvestasi lebih banyak atau bahkan mengambil pinjaman yang digunakan untuk upaya produktif, sehingga dapat mencapai lebih banyak hal di masa depan.
Dalam perjalanan membangun bisnis yang berkelanjutan, solopreneur seringkali menghadapi tantangan untuk mendapatkan akses ke layanan keuangan yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Di sinilah pendekatan inovatif dari institusi keuangan modern, salah satunya studi kasus yang menarik adalah Bank Saqu yang baru saja diluncurkan oleh Astra Financial dan WeLab pada bulan November 2023.
Baca juga: Ini Pentingnya Backup Data Dalam Transformasi Digital Pelaku UMKM
"Yang secara gamblang memposisikan dirinya sebagai solusi perbankan dengan layanan digital yang didesain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat “berjiwa” solopreneur. Kita butuh bank digital yang fokus pada pengembangan usaha kecil, hal ini menjadi krusial," jelas Pieter.
Bank wajib memahami dinamika unik solopreneur dan menyediakan solusi yang memudahkan mereka untuk mengelola keuangan, dari tabungan yang memberikan insentif untuk investasi hingga pinjaman yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan bisni
Seluruh layanan ini disajikan dengan cara yang intuitif dan mudah diakses, mencerminkan komitmen bank untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang inklusif.
"Kesimpulannya, munculnya solopreneur di Indonesia lebih dari sekadar tren ekonomi; ini adalah gerakan transformatif menuju ekonomi digital yang inklusif dan berkembang. Sebagai kolektif, dukungan dan pemahaman kita terhadap fenomena ini sangat penting untuk masa depan ekonomi bangsa," tutur Pieter. (S-4)
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
Perusahaan teknologi global, Cadothy, meluncurkan perangkat khusus yang bisa membantu melakukan aktivitas live, bukan tablet ataupun ponsel.
Gelaran tahunan Government Procurement Forum & Expo (GPFE) atau forum dan pameran pengadaan keperluan pemerintah 2025 sukses diselenggarakan pada 23-25 Juli 2025.
Dengan proyeksi kebutuhan 12 juta talenta pada tahun 2030, data dari Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) menunjukkan adanya kekurangan sekitar 2,7 juta.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) mengambil peran penting dalam mendorong transformasi sistem pengawasan keamanan pangan berbasis digital dalam Vienna Food Safety Forum 2025.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Affiliate marketing adalah masa depan digital commerce yang bukan hanya sebagai kanal pemasaran, tetapi juga sistem distribusi ekonomi digital yang adil dan berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved