Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENGAWALI pembukaan pekan pagi ini harga minyak terpantau bergerak terkoreksi turun dibebani potensi peningkatan pasokan OPEC+.
"Meski demikian, ancaman terjadinya kembali krisis energi di Eropa serta risiko keamanan di Laut Merah yang kian meningkat memberikan dukungan pada harga minyak," kata Analis ICDX Girta Yoga, Senin (29/1).
Presiden AS Joe Biden pada akhir pekan lalu mengambil langkah yang mengejutkan pasar dengan menghentikan persetujuan untuk permohonan ekspor gas alam cair (LNG) yang tertunda serta yang baru akan dilakukan pada masa mendatang, setidaknya hingga setelah pemilu 5 November.
Baca juga: Harga Minyak Melaju Didorong Kebijakan Stimulus Tiongkok
Selama masa penghentian, Departemen Energi AS berencana meninjau untuk melihat dampak terhadap ekonomi dan lingkungan, yang diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan.
Kebijakan yang diambil Biden berpotensi memicu terjadinya kembali krisis energi terutama di Eropa, yang mengandalkan pasokan dari AS pasca penghentian impor gas alam dari Rusia.
Sentimen positif lainnya datang dari situasi keamanan di Laut Merah yang kian berisiko.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Meredup. Imbas Konflik Timur Tengah?
Pedagang komoditas utama global, Trafigura, mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya sedang menilai risiko keamanan pelayaran lebih lanjut di Laut Merah pasca petugas pemadam kebakaran memadamkan api di kapal tanker Marlin Luanda yang dioperasikan oleh Trafigura, setelah diserang oleh kelompok Houthi Yaman sehari sebelumnya.
Trafigura merilis pernyataan resmi yang mengatakan bahwa saat ini tidak ada lagi kapal yang dioperasikan Trafigura yang transit di Teluk Aden.
Sementara itu, CEO perusahaan minyak Rusia Gazprom Neft, Alexander Dyukov pada hari Sabtu melihat tidak perlunya pengurangan pasokan minyak tambahan oleh produsen minyak OPEC+.
"Pernyataan yang dilontarkan menjelang berlangsungnya pertemuan OPEC dan sekutunya pada 1 Februari nanti mengisyaratkan perpecahan internal di aliansi yang mengarah pada potensi peningkatan pasokan minyak di pasar global," kata Girta.
Dari OPEC+ dilaporkan kemungkinan aliansi produsen itu baru akan memutuskan kebijakan terkait produksi minyak bulan April dan seterusnya dalam beberapa minggu mendatang.
Alasannya, pertemuan panel tingkat menteri utama pada 1 Februari masih terlalu dini untuk mengambil keputusan mengenai kebijakan produksi lebih lanjut.
"Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $80 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $76 per barel," kata Girta.
Harga minyak juga terus menjadi pusat perhatian di pasar global, terutama dengan dampaknya yang luas terhadap ekonomi dan geopolitik. Analisa Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer dalam pandangannya, menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, meskipun ada beberapa penurunan.
Menurut Fischer, prediksi harga minyak mengindikasikan bahwa pasar akan mengalami kenaikan secara berkelanjutan, dengan dukungan dari pola candlestick yang masih konsisten.
"Meskipun ada beberapa penurunan, namun pergerakan harga masih menunjukkan kecenderungan positif," kata Fischer, Senin (29/1).
Fischer menekankan meski kenaikan tidak sebesar hari sebelumnya, namun tetap terjadi. Faktor utama yang mendukung kenaikan harga adalah kelangkaan minyak dan terhentinya kerja sama dengan beberapa negara produsen minyak, termasuk Rusia dan Arab Saudi.
“Hubungan Rusia dan Arab Saudi yang sebelumnya tergabung dalam kerjasama minyak, kini cenderung menjadi satu di antara anggota BRICS. Hal ini dapat memengaruhi dinamika pasar minyak secara keseluruhan. Konflik di Timur Tengah yang meluas juga menjadi faktor penting dengan potensi dampak terhadap daya beli yang cenderung rendah," kata Fischer.
Dari sisi harga minyak hari ini, berdasarkan rangkumannya, futures gas alam mengalami penurunan pada masa dagang AS. Pada New York Mercantile Exchange, futures gas alam untuk penyerahan Maret diperdagangkan pada USD2,15 per MMBTU, mengalami penurunan sebesar 1,51%.
Meski instrumen ini sebelumnya mencapai sesi rendah, tetapi masih memiliki potensi support pada USD2.094 dan resistance pada USD2.884. Sementara itu, di Nymex, harga minyak mentah untuk penyerahan Maret naik sebesar 0,58% dan diperdagangkan pada USD77,81 per barrel. (Z-10)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan segera berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Hubungan Washington dan Beijing oleh sejumlah isu yang membawa kerenggangan.
ARAB Saudi mengumumkan pemangkasan produksi minyak menyusul pertemuan dengan 13 anggota OPEC untuk menopang harga meskipun ada kekhawatiran akan terjadinya resesi.
MANTAN Dirut BEI Hasan Zein Mahmud melihat memanasnya perang di Israel dan Palestina akan berdampak pada kenaikan harga minyak dunia.
PERANG antara kelompok Hamas dan Israel menimbulkan salah satu risiko geopolitik paling signifikan terhadap pasar minyak sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan kapal-kapal yang menuju Pelabuhan Israel.
MAHASISWA Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil mendapatkan Silver Medal, pada kegiatan International Walisongo Science Competition 2023 (IWSC).
Kekurangan pasokan bahan bakar merupakan peristiwa berkala di negara anggota OPEC.
Kerugian minyak datang ketika OPEC setuju untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,5 juta barel per hari (bph) tambahan pada kuartal kedua, pemangkasan terdalam sejak krisis 2008.
Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa (7/4) pagi WIB), mundur kembali dari kenaikan minggu lalu setelah Arab Saudi dan Rusia menunda pertemuan dengan produsen minyak.
Kesepakatan itu bertujuan mendongkrak harga minyak dunia yang anjlok akibat lesunya permintaan global.
Harga minyak mentah dunia mencapai posisi terendah dalam dekade terakhir dipertaruhkan dengan munculnya pandemi virus korona yang berujung kerugiannya demand.
Kesepakatan itu akan melihat pemangkasan produksi pada Mei dan Juni dan diikuti pemangkasan secara bertahap hingga April 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved