Impor Nonmigas RI Paling Banyak dari Tiongkok dan Jepang. Apa Saja? 

Fetry Wuryasti
15/1/2024 18:45
Impor Nonmigas RI Paling Banyak dari Tiongkok dan Jepang. Apa Saja? 
Kegiatan bongkar muat barang ekspor impor di pelabuhan.(Antara)

PADA perkembangan impor nonmigas dari 3 negara asal impor utama, terdapat pangsa pasar terbesar di Desember 2023 yaitu dari Tiongkok, Jepang, dan Australia.

Impor nonmigas dari Tiongkok tercatat sebesar USD 5,45 miliar, turun 4,51% secara bulanan (mtm) dengan pangsa sebesar 34,62%. 

Komoditas utamanya adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya (hs85), kemudian mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya (hs84), dan perabotan lampu dan alat penerangan (hs94).

Baca juga : Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Selama 44 Bulan Berturut-turut

Impor non-migas dari Jepang sebesar USD 1,24 miliar, turun 3,12% secara bulanan (mtm) dengan bangsa sebesar 7,88%. 

Komoditas utamanya adalah kapal perahu dan struktur terapung (hs89), kemudian kendaraan dan bagiannya (hs87), dan besi dan baja (hs72).

Baca juga : Impor Beras Tahun 2023 Terbesar Selama 5 Tahun Terakhir

Impor nonmigas dari Australia adalah sebesar USD 0,88 miliar, naik 23,48% secara bulanan (mtm), dengan pangsa sebesar 5,57%. Komoditas utamanya adalah bahan bakar mineral (hs27), logam mulia dan perhiasan (hs71), dan biji logam terak dan abu (hs26).

"Dari 3 negara tersebut hanya impor dari Australia yang nilainya meningkat secara bulanan maupun tahunan. Sementara nilai impor dari Jepang dan Tiongkok turun baik secara bulanan maupun tahunan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Senin (15/1/2024).

Sepanjang tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022, impor secara kumulatif total tercatat mencapai USD 221,89 miliar, turun 6,55%, dibandingkan dengan tahun 2022.

Impor nonmigas mencapai USD 186,06 miliar, turun 5,57%. Sedangkan impor migas mencapai USD 35,83 miliar, turun 11,35%.

Menurut penggunaannya, nilai impor tertinggi masih terjadi pada bahan baku penolong yaitu sebesar USD 161,6 miliar. Meski jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, impor bahan baku penolong mengalami penurunan 11,09%, utamanya didorong oleh penurunan impor komoditas bahan bakar mineral (hs27), besi dan baja (hs72), plastik dan barang dari plastik (hs39).

"Sementara itu impor barang konsumsi dan barang modal meningkat masing-masing sebesar 8,64%, 7,78%," kata Pudji.

Pada impor nonmigas sepanjang 2023, dibandingkan dengan tahun 2022 pangsa pasar impor nonmigas dari Tiongkok mengalami penurunan dari 34,05% menjadi 33,42%.

Pangsa impor dari kawasan ASEAN relatif stabil dan pangsa impor nonmigas dari Jepang serta kawasan Uni Eropa meningkat dibandingkan dengan tahun 2022.

"Dengan demikian jika dibandingkan dengan tahun 2022, maka di tahun 2023, negara asal impor di Indonesia cenderung tetap yaitu Tiongkok dan Jepang," kata Pudji. (Z-4)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya