Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai tular petani (NTP) pada periode Oktober 2023 mencapai 116,73 atau naik sebesar 0,82%. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,42% atau lebih tinggi dari kenaikan indeks yang dibayar petani.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud mengatakan bahwa komoditas yang paling dominan dalam kenaikan ini terjadi pada cabai rawit, kelapa sawit, cabai merah dan bawang merah.
"Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang naik sebesar 8,64% atau lebih besar dari kenaikan yang dibayar petani," ujar Edy seperti yang disampaikan dalam Berita Resmi Statistik BPS, Jumat (1/12).
Baca juga: Nilai Tukar Petani November 2023 Naik 0,82%
Selanjutnya, kata Edy, kenaikan juga terjadi pada nilai tukar usaha petani atau NTUP yang mencapai 118,30 atau naik 1,30% bila dibandingkan bulan lalu. Kenaikan NTP terjadi karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,42% atau lebih tinggi dari kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) yang hanya 0,12%.
"Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima secara nasional adalah cabe rawit, kelapa sawit cabe merah dan bawang merah. Sementara komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan BPPBM secara nasional adalah benih padi, bibit bawang merah, upah pemanenan dan upah penanaman," katanya.
Sementara itu, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang naik sebesar 8,97%. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima untuk subsektor holtikultura mencapai 9,17% atau lebih tinggi dari kenaikan BPPBM yang hanya 0,18%.
Baca juga: Inflasi Kelompok Mamin dan Tembakau Tercatat 6,7% Secara Tahunan pada November 2023
"Komoditas yang dominan dan mempengaruhi kenaikan BPPBM terjadi pada subsektor tanaman pangan seperti bibit bawang merah, upah mencangkul, bibit kentang, dan bibit cabai," katanya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa fokus kerja utama kementan pada satu tahun ini pada komoditas padi dan jagung. Kedua komoditas tersebut merupakan komoditas strategis yang harus dicapai untuk mewujudkan swasembada.
"Seperti yang disampaikan Pak Menteri, fokus utama kerja kita adalah meningkatkan komoditas padi dan jagung di lahan rawa mineral. Kita optimis tahun mendatang bisa mewujudkan swasembada dan kesejahteraan petani juga meningkat," jelasnya. (RO/S-3)
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
NILAI Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 tercatat 123,45 atau turun 0,18% dibandingkan Januari 2025. Nilai Tukar Nelayan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,91%. Kenapa?
Ia juga menyoroti hampir 87% petani Indonesia memiliki lahan kurang dari dua hektare dan dalam kelompok ini dua pertiganya memiliki lahan kurang dari setengah hektare.
Harga tembakau rajangan tingkat petani di Kabupaten Lamongan naik hingga Rp40 ribu per kg. Dengan demikian, nilai tukar petani (NTP) di Lamongan naik menjadi 111,32.
Pada Juni 2024, sebanyak 32 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), dengan kenaikan nasional mencapai 118,77 atau naik 1,77%.
Adapun komoditas yang memengaruhi penurunan NTP tersebut ialah kelapa sawit, gabah, jagung, dan cabai rawit. Amalia mengatakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan
Nilai tukar petani (NTP) April 2024 tercatat sebesar 116,79 atau anjlok 2,18% dibandingkan Maret 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved