Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) pada November 2023 tercatat sebesar 116,73, naik 0,82%, dibandingkan dengan bulan Oktober 2023.
"Kenaikan NTP terjadi karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,42%, lebih tinggi dari kenaikan indeks yang dibayar petani yang naik 0,59%," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud, Jumat (1/12).
Sebanyak 4 komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani secara nasional adalah cabai rawit, kelapa sawit, cabai merah, dan bawang merah. Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura.
Baca juga: Inflasi Kelompok Mamin dan Tembakau Tercatat 6,7% Secara Tahunan pada November 2023
NTP hortikultura pada November 2023 naik 8,64%, karena indeks diterima petani naik 9,17%, lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani yang naik 0,49%.
Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani di subsektor hortikultura adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan tomat.
Sementara untuk penurunan NTP terdalam terjadi pada perikanan tangkap (NTNP) yang turun sebesar 0,87%. Nilai tukar nelayan (NTN) turun sebesar 1,26%.
Baca juga: Nilai Impor Indonesia pada Oktober 2023 Naik Jadi US$18,67 Miliar
Penurunan terjadi karena indeks yang diterima nelayan turun sebesar 0,87% sedangkan indeks yang dibayar nelayan naik sebesar 0,4%.
"Sebanyak 4 komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks yang diterima nelayan dan subsektor Perikanan tangkap adalah ikan cakalang dan ikan tongkol," kata Edy.
Selanjutnya nilai tukar usaha petani (NTUP) November 2023 tercatat sebesar 118,3% atau naik 1,3%, dibandingkan Oktober 2023. Kenaikan NTUP terjadi karena indeks yang diterima petani naik 1,42%, lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang naik 0,12%.
Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima secara nasional adalah cabai rawit, kelapa sawit, cabai merah dan bawang merah.
Sementara itu untuk komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan biaya produksi dan penambahan barang modal secara nasional adalah benih padi, bibit bawang merah, upah pemanenan dan upah penanaman.
Peningkatan NTP tertinggi terjadi di subsektor hortikultura yaitu naik 8,97%, karena indeks yang diterima untuk sektor hortikultura naik 9,17%, lebih tinggi dari kenaikan BPPBM yang naik 0,18%.
Komoditas yang dominan yang yang mempengaruhi kenaikan BPPBM, yaitu subsektor hortikultura adalah bibit bawang merah, upah mencangkul, bibit kentang dan, bibit cabai.
Sedangkan penurunan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) terdalam terjadi pada perikanan tangkap, yang turun 0,9%. Penurunan ini disebabkan karena terjadi indeks yang diterima itu turun 0,87%. Sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik 0,03%.
"Komoditas yang dominan yang mempengaruhi kenaikan BPPBM subsektor perikanan tangkap adalah solar dan pelumas," kata Edy.
(Z-9)
Peningkatan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama juga akan berdampak positif lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri.
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo subholding dari PTPN III (Persero) mendapat apresiasi dari Pimpinan VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam kunjungan kerjanya ke Java Coffee Estate.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Keunggulan melon itu terletak pada produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas buah premium yang sesuai dengan permintaan pasar modern.
Permentan 15/2025 Permudah Petani Peroleh Pupuk Bersubsidi
Kakao (Theobrema cacao L.) tidak hanya berperan sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara, tetapi juga menjadi tulang punggung pendapatan ribuan petani.
Blue bites adalah bentuk konkret dari konsep blue food, yaitu pangan yang berasal dari ekosistem perairan, laut, pesisir, sungai, dan danau—seperti ikan, rumput laut, moluska, dan krustasea.Â
EDITORIAL Media Indonesia pada Rabu (16/7) lalu menggambarkan kenyataan pahit mengenai dugaan beras oplosan di Indonesia.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional melalui partisipasi aktif dalam program Gerakan Pangan Murah.
Diduga Langgar Mutu, Pemprov DKI Sebut Beras Subsidi Food Station Sudah Diuji
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved