Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HUBUNGAN bilateral Prancis-Indonesia yang telah terjalin baik sejak September 1950 kini terus dieratkan.
Sebagai contohnya, kedua negara sepakat menjalin kemitraan strategis yang difokuskan pada lima bidang kerja sama, yaitu perdagangan dan investasi, pendidikan, industri pertahanan, sosial budaya, dan penanganan dampak perubahan iklim.
Realisasi investasi Prancis di Indonesia pada 2019 tercatat mencapai USD16,89 juta untuk 255 proyek. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya senilai USD13,10 juta untuk 186 proyek.
Baca juga: Bertemu Presiden Macron, Jokowi Minta Dukungan Prancis jadi Anggota OECD
Lebih lanjut, menurut catatan Kementerian Luar Negeri terdapat peningkatan signifikan dalam investasi Prancis di Indonesia yaitu sebesar 480% dari USD25 juta pada 2020 menjadi USD145 juta di 2021.
Sejalan dengan peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dalam hal ini yaitu Sekretariat Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (Setdenas KEK) mengadakan pertemuan dengan Mouvement des entreprises de France (MEDEF) International di Paris, Prancis, Kamis (2/11) lalu.
Pertemuan ini bertujuan mendorong investasi Prancis di Indonesia dan mempromosikan KEK Indonesia kepada para investor dan pelaku usaha dari Prancis, serta untuk menjajaki kerja sama antara KEK Indonesia dengan pihak MEDEF Internasional.
“Kerja sama antara Setdenas KEK dengan MEDEF Internasional berpotensi besar untuk mendorong investasi di Indonesia, karena MEDEF Internasional merupakan representasi para pengusaha Prancis, dengan anggota yang juga terdapat perusahaan-perusahaan besar dan menengah,” ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Susiwijono Moegiarso.
Baca juga: Kawasan Ekonomi Khusus Diharapkan Beri Manfaat bagi Masyarakat
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sesmenko Perekonomian Susiwijono tersebut diterima oleh Chairman of the France-Indonesia Business Council and Chairman of the Supervisory Board of Louis Dreyfus Armateurs, M. Phillippe Louis-Dreyfus.
Pada kesempatan tersebut, Setdenas KEK memaparkan sejumlah peluang investasi pada 20 KEK yang telah ditetapkan Pemerintah, kemudian tentang insentif dan kemudahan yang dapat diperoleh oleh pelaku usaha asal Prancis apabila berinvestasi di KEK Indonesia.
Terdapat setidaknya sembilan pelaku usaha serta konsultan investasi asal Prancis yang aktif membahas berbagai permasalahan dan potensi investasi di Indonesia, yakni Alstom – industri sistem transportasi, DS Advocats – firma hukum/konsultan investasi, L’oreal – Industri kecantikan, kosmetik, produk kesehatan, Naval Group – industri bidang deep technology serta industri pertahanan,Thales – industri bidang deep technology, Eiffage Infrastructure – industri bidang konstruksi infrastruktur strategis, Flying Whales - industri pesawat, Pernod Ricard – industri minuman, dan Montgomery Conseil – konsultan industri dan jasa bisnis.
Sejumlah perwakilan perusahaan yang hadir menyampaikan ketertarikannya atas insentif dan kemudahan yang ada di KEK, serta menyampaikan rencana untuk menjajaki investasi di KEK.
Baca juga: Polandia Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan KEK Likupang
Selain itu, terdapat pelaku usaha asal Prancis yang sebelumnya telah berinvestasi di Indonesia yang menyampaikan permohonan dukungan pemerintah atas berbagai permasalahan kepabeanan dan perpajakan pada industri eksistingnya saat ini.
Selanjutnya mereka juga menyampaikan ketertarikan untuk melakukan perluasan investasi di KEK yang ada, mengingat sejumlah insentif dan kemudahan yang ditawarkan.
Sesmenko Susiwijono juga menyampaikan harapan untuk memperluas kerja sama dengan MEDEF Internasional.
“Sedapat mungkin kami dapat memperluas hubungan ke beberapa lingkup kerja sama, seperti acara promosi bersama, kerja sama teknis, dan lain-lain," jelasnya.
"Kami juga ingin menunjukkan komitmen sebagai Pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan KEK dengan memberikan insentif, baik insentif fiskal maupun non fiskal,” pungkas Plt. Sekjen Dewan Nasional KEK tersebut.
MEDEF merupakan federasi pengusaha/pebisnis terbesar di Prancis yang mempromosikan kepentingan bisnis negara tersebut secara internasional dan berperan aktif dalam mengembangkan kemitraan bisnis di seluruh dunia.
MEDEF didirikan pada 1988, menggantikan Conseil National du Patronat Français (CNPF) atau National Council of the French Employers.
Lebih dari 95% perusahaan anggota MEDEF adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). MEDEF memiliki 173 ribu perusahaan anggota, yang terdiri dari 122 organisasi teritorial (113 di Prancis dan 9 di luar negeri), dan 77 federasi profesional yang menyatukan semua sektor bisnis (industri, jasa, konstruksi, perdagangan, dll.), serta 14 associated organisations and partners. (RO/S-4)
Layanan fintech P2P lending memberikan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman dana maupun berinvestasi. Bagaimana kiat agar manfaatnya optimal?
Di tengah kondisi rakyat Indonesia yang membutuhkan protein untuk mengatasi stunting, potensi kekayaan harus dimanfaatkan optimal.
Komunitas Muslim Life Fest 2024 sangat berhati hati dalam kegiatan jual beli emas. Walau hanya 1 gram harus ada barangnya kemudian dibayarkan secara langsung.
Lakukan kkomunikasi resmi hanya dilakukan melalui platform yang terverifikasi seperti website, aplikasi, dan media sosial resmi.
TAS bukan hanya menjadi salah satu item fesyen yang menunjang penampilan, namun juga bisa dijadikan untuk investasi. Ini Kiat Sukses Membeli Tas Bermerek agar tidak Salah
Pengembangan Trops, kawasan destinasi kuliner di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten terus dilakukan.
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved