Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
BANK sentral Swedia pada Kamis (23/11) mempertahankan suku bunga utamanya sebesar empat persen. Ini ditetapkan setelah satu setengah tahun penaikan berturut-turut yang bertujuan mengendalikan inflasi.
Riksbank bergabung dengan Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa yang juga menghentikan kampanye penaikan suku bunga mereka pada pertemuan kebijakan terbaru mereka karena inflasi telah melambat. Bank sentral Swedia mengatakan dalam satu pernyataan bahwa meskipun inflasi telah turun, tetapi, "Masih terlalu tinggi," dan pihaknya, "Siap menaikkan suku bunga kebijakan lebih lanjut jika prospek inflasi memburuk."
"Secara keseluruhan, Dewan Eksekutif menilai kebijakan moneter perlu tetap bersifat kontraktif. Namun, saat ini tepat untuk mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah," kata bank tersebut.
Baca juga: Gazprom Rusia Rencanakan Pengurangan Investasi karena Ekspor Anjlok
Indeks harga konsumen Swedia mencapai 6,5% pada Oktober, menurut Statistik Swedia, sama seperti yang terjadi pada September. Inflasi disesuaikan dengan suku bunga tetap (CPIF)--angka yang digunakan oleh Riksbank untuk memandu kebijakan moneter--ialah 4,2% pada Oktober. Padahal bank menargetkan inflasi sekitar dua persen.
"Harga jasa meningkat dengan pesat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap total inflasi. Selain itu, krona masih lemah, sehingga menghambat laju kenaikan harga barang," kata bank tersebut.
Baca juga: Turki kembali Naikkan Suku Bunga Besar-besaran
Perekonomian Swedia sedang berjuang untuk pulih, mengalami kontraksi sebesar 0,8% pada kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Dengan latar belakang ini, para analis di Capital Economics mencatat bahwa mereka, "Akan terkejut jika Bank Dunia benar-benar menaikkan suku bunga lagi," meskipun Bank Dunia bersikeras bahwa mereka siap untuk melakukannya.
Pemerintah Swedia baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya sedang mengalami, "Musim dingin ekonomi," karena inflasi yang terus-menerus tinggi dan lingkungan internasional yang tidak menentu. (AFP/Z-2)
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved