Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
DIREKTUR Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi mengungkapkan, PT PLN (Persero) mengoperasikan 21 pembangkit hidrogen hijau atau green hydrogen plant (GHP).
Hal itu disampaikan Yudo saat meresmikan 21 GHP di seluruh Indonesia bersama Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/11).
Ia menyampaikan pada awal Oktober lalu, PLN telah meresmikan GHP pertama di Muara Karang Jakarta. GHP ini bersumber dari empat unit pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap sebesar 413 kilowatt peak (kWp).
Baca juga : Resmikan Plant Pertama, Kementerian ESDM: PLN Miliki Cara Paling Cepat Hasilkan Green Hydrogen
"Dan hari ini tepat hampir sebulan berlalu PT PLN kembali meresmikan green hydrogen plant di 21 lokasi PLTGU," kata Yudo.
Dijelaskan seluruh hidrogen yang dihasilkan GHP bersumber dari PLTS dengan total kapasitas 4.644 kWp atau setara dengan 6.780 megawatt hour (MWh).
"Semoga ini dapat mempercepat perwujudan ekosistem hidrogen di Indonesia," sambung Yudo.
Baca juga : Komitmen PLN Mendorong Energi Terbarukan Bukan Kaleng-kaleng, Ini Buktinya
Saat ini, katanya, pemerintah telah menyusun dokumen Strategi Hidrogen Nasional. Dokumen ini dalam waktu dekat akan diluncurkan ke publik dan dapat digunakan sebagai acuan, strategi, arah, serta tujuan pengembangan hidrogen di Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga tengah menyiapkan dokumen peta jalan atau roadmap hidrogen dan amonia nasional, di mana dokumen ini berisikan tentang rencana aksi, serta target pengembangan hidrogen di Indonesia hingga tahun 2060.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menambahkan, peresmian 21 GHP merupakan kelanjutan dari peresmian hydrogen plant sebelumnya di PLTGU Muara Karang dengan kapasitas yang lebih besar.
Baca juga : Didukung GE, Pembangkit Listrik Siklus Gabungan Terefisien di Sumatra Beroperasi
"Bulan lalu kita baru punya 1 unit, sekarang punya 21 unit. Kalau dulu kapasitas produksi hanya 51 ton/tahun, sekarang menjadi 199 ton/tahun. Sekarang kita mampu mengurangi 3.720 ton emisi CO2 per tahun," jelas Darmo.
Peresmian 21 GHP dianggap menjadi langkah awal PLN untuk untuk memberikan sumber enrgi bersih yang andal. Adapun sebaran puluhan GHP terdiri dari 12 unit dari PLN Indonesia Power, delapan unit milik PLN Nusantara Power dan satu unit PLN UIK Tanjung Jati B (TJB).
Adapun sebaran 21 GHP milik PLN itu terdapat di sejumlah lokasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yakni sebagai berikut:
Baca juga : PLTGU Riau Beroperasi, PLN: Mempercepat Transisi Energi
(Z-5)
Ada berbagai kegiatan yang dilakukan PT JSP, salah satunya pendampingan kepada kelompok perajin tusuk sate di Desa Cilamaya dan Mekarmayam, Kabupaten Karawang.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tambak Lorok Blok 3 berkapasitas 780 megawatt milik PLN Indonesia Power (PLNIP), di Tanjung Mas, Jawa Tengah, mulai operasi komersial.
Program konversi energi terbarukan dinilai sulit direalisasikan apabila energi yang relatif lebih bersih seperti gas alam cair harganya masih relatif tinggi, terutama untuk energi listrik.
Di pulau Belitung kehandalan listrik di topang dua pembangkit yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1 di Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat, mengalami keterlambatan operasi dari target yang ditentukan di 2021.
PT Medco Energi Internasional Tbk, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia (Medco Power), memulai operasi komersial PLTS berkapasitas 25 di Bali Timur.
PT Timah Tbk melalui anak usahanya, PT Timah Industri, meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop berkapasitas 303,1 kilowatt peak (kWp) di kawasan industri Cilegon.
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Percepatan pemanfaatan PLTS Atap khususnya di bangunan pemerintah, fasilitas publik, dan sektor bisnis, di Bali, merupakan satu dari tiga arah kebijakan untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi.
Kerja sama ini bersifat eksklusif dan mencakup pengembangan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk kawasan industri yang pasokan listriknya berada dalam cakupan layanan PT Bekasi Power.
Pemerintah Indonesia mengantongi komitmen pendanaan untuk pembangunan PLTS Terapung Saguling sebesar US$60 juta atau setara Rp994,68 miliar dari tiga mitra internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved