Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DERASNYA investasi yang masuk ke Indonesia tak serta merta diikuti oleh tingginya penyerapan tenaga kerja. Padahal itu merupakan salah satu tujuan dari penarikan penanaman modal ke Tanah Air.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B. Hirawan menilai hal tersebut terjadi karena investasi yang masuk lebih banyak ke sektor yang padat modal, alih-alih padat karya.
"Saat ini investasi yang masuk cenderung ke sektor ekonomi yang capital-intensive, bukan lagi labor-intensive. Hal ini pada akhirnya menyebabkan investasi yang masuk ke Indonesia tidak dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja," ujarnya saat dihubungi, Jumat (10/11).
Baca juga: Target Investasi Diperkirakan akan Tercapai
Idealnya, pemerintah dan investor bertanggung jawab untuk meningkatkan keahlian tenaga kerja Indonesia. Itu dinilai dapat mendorong angkatan kerja beradaptasi dengan transformasi struktural yang terjadi saat ini.
Mestinya, kata Fajar, aliran deras investasi ke Indonesia memberikan dampak berganda ke sektor ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi. Namun karena sumber daya manusia tidak dipersiapkan sejak awal, fenomena rendahnya serapan tenaga kerja terjadi.
Baca juga: Minim Modal, Visi Indonesia Maju 2045 Dinilai tak Realistis
Di lain sisi, Fajar juga menilai perlunya pemerintah untuk menemukenali industri-industri padat karya yang potensial untuk dipromosikan kepada penanam modal. Itu penting agar aliran investasi masuk ke sektor padat karya dan menyerap banyak tenaga kerja.
"Ada baiknya pemerintah mulai membidik beberapa sektor yang telah memperlihatkan potensi beberapa sektor potensialnya, misalnya sektor transportasi dan pergudangan yang selalu tumbuh double digit sejak 2022," terangnya.
Dihubungi terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menampik pernyataan investasi yang tinggi tak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja.
Dia mencontohkan, investasi yang masuk ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) telah menyerap banyak tenaga kerja. "Di IMIP yang pekerja langsung lokal sudah 90 ribu, di IWIP sekitar 55ribu orang. Itu belum (termasuk) pekerja tidak langsung dan sektor UMKM-nya," kata Seto.
Namun ia enggan memberikan komentar lebih jauh mengenai minimnya serapan tenaga kerja dari investasi yang masuk ke Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara bila merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per triwulan III 2023, nilai investasi yang masuk tercatat Rp374,4 triliun. Dengan aliran modal masuk itu, sebanyak 561.467 tenaga kerja Indonesia terserap. (Mir/Z-7)
Segmen sigaret kretek tangan (SKT) merupakan industri padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja sebagai pelinting.
Hadirnya Saroja sekaligus menjadi perwujudan komitmen berkelanjutan PT NTI dalam mendukung keberlangsungan industri padat karya. (
KECENDERUNGAN deindustrialisasi dini makin menguat ditandai dengan rendahnya investasi dalam menyerap tenaga kerja, khususnya di sektor padat karya. Perbaikan kualitas SDM mendesak.
Para pengusaha siap membayarkan tunjangan hari raya (THR) keagamaan sesuai ketentuan pemerintah, meskipun tidak semua sektor usaha mampu melakukannya.
PERUSAHAAN padat karya berorientasi ekspor kini diizinkan pemerintah melakukan penyesuaian jam kerja dan upah. Secara faktual, hal itu tertuang dalam Permenaker Nomor 5/2023.
REALISASI investasi pada triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun atau setara 24,4% dari target penanaman modal tahun ini senilai Rp1.905,6 triliun.
Pada 2024, Jawa Barat menargetkan Rp250 triliun investasi baik dari dalam maupun luar negeri dan terealisasi Rp251 triliun
Garut memiliki prospek pertumbuhan yang positif dan terus berkembang.
INDONESIA sejatinya dipandang sebagai negara tujuan investasi yang menarik. Namun aspek kepastian dan prediktabilitas iklim usaha kerap mengganjal penanaman modal asing di dalam negeri.
Kawasan Berikat (KB) telah menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan kinerja industri dan ekspor Indonesia sejak perumusan awalnya
Pintu gerbang Jakarta sebagai magnet kegiatan ekonomi dan investasi akan semakin terbuka dengan pembangunan transportasi publik di Jakarta yang semakin maju
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved