Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Industri Minyak Berperan Penting Atasi Krisis Iklim

Wisnu Arto Subari
03/10/2023 09:31
Industri Minyak Berperan Penting Atasi Krisis Iklim
Presiden perubahan iklim COP28 mendatang Sultan Ahmed al-Jaber berbicara pada Pameran Minyak Internasional Abu Dhabi.(AFP/Ryan Lim.)

PEMIMPIN perundingan iklim COP28 mendatang mengatakan pada konferensi minyak Abu Dhabi pada Senin (2/10/2023) bahwa industri bahan bakar fosil akan memainkan peran penting dalam mengatasi krisis iklim.

"Sudah terlalu lama industri ini dipandang sebagai bagian dari masalah, sehingga tidak berbuat cukup dan dalam beberapa kasus bahkan menghambat kemajuan," kata Sultan Al-Jaber, presiden yang ditunjuk untuk perundingan COP28. Ia juga merupakan kepala perusahaan minyak milik negara UEA, ADNOC.

"Ini kesempatan Anda untuk menunjukkan kepada dunia bahwa, pada kenyataannya, Anda ialah inti dari solusi ini," katanya pada konferensi ADIPEC yang dihadiri tokoh-tokoh industri global dan pejabat pemerintah. "Industri ini dapat mengubah perdebatan global. Inilah saatnya membungkam mereka yang skeptis dengan menerapkan skala, modal, dan teknologi untuk mencapai hasil."

Jaber mendesak para pemimpin industri untuk membatasi emisi yang terkait dengan produksi energi dan memperluas penggunaan sumber energi terbarukan. Ia juga mendorong mereka untuk menerapkan solusi rendah karbon seperti penangkapan dan penyimpanan karbon. Ini menurut para ahli iklim mengalihkan perhatian dari tujuan mendesak untuk mengurangi polusi bahan bakar fosil.

Baca juga: Pesanan untuk Barang Manufaktur AS Naik Sedikit di Agustus

Aktivis iklim mengkritik penunjukan Jaber untuk memimpin pembicaraan COP28 yang berlangsung di Dubai pada 30 November-12 Desember. Namun Jaber mendapat dukungan dari partai-partai COP, termasuk utusan iklim AS John Kerry, sebagian dengan menekankan keyakinannya bahwa pengurangan bahan bakar fosil tidak dapat dihindari--pesan yang diulanginya pada Senin.

Pada saat yang sama, para eksekutif dan pejabat tinggi minyak dari negara-negara penghasil minyak utama telah menganjurkan peningkatan investasi untuk memenuhi permintaan dan mencegah kekurangan energi.

Investasi 

Haitham Al-Ghais, sekretaris jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan pada konferensi tersebut bahwa seruan untuk menghentikan investasi bahan bakar fosil ialah hal yang berbahaya. "Kami melihat seruan untuk berhenti berinvestasi pada minyak. Kami yakin ini kontraproduktif," katanya. "Hal ini menempatkan negara-negara di Eropa dan banyak negara lain dalam risiko, karena landasan kemakmuran ekonomi global saat ini ialah keamanan energi."

Baca juga: TotalEnergies Genjot lagi Produksi Bahan Bakar Fosil

Sebaliknya, ia menyerukan investasi sebesar US$600 miliar per tahun antara sekarang dan 2045 hanya untuk industri minyak. Dia menambahkan, "Inilah yang diperlukan untuk dapat mencapai keamanan energi bagi Eropa, bagi seluruh dunia." Pimpinan perusahaan minyak di Abu Dhabi itu menggarisbawahi ketergantungan perekonomian pada bahan bakar fosil dan kenaikan harga yang menurut mereka disebabkan oleh penurunan investasi di sektor ini selama beberapa tahun terakhir. 

TotalEnergies akan menjalankan proyeknya di bidang minyak dan gas, dengan tingkat pertumbuhan yang diperkirakan sebesar dua hingga tiga persen per tahun, sambil menginvestasikan US$40 miliar dalam proyek transisi energi dan dekarbonisasi, kata CEO TotalEnergies Patrick Pouyanne. CEO Shell, Wael Sawan, mengatakan akan ada paket sebesar US$10 miliar hingga US$15 miliar selama tiga tahun ke depan untuk solusi rendah karbon.

Baca juga: Panas Ekstrem Dua Tahun Cairkan 10% Volume Gletser Swiss

Sektor energi merupakan kontributor utama emisi metana yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan bertanggung jawab atas sekitar 30% kenaikan suhu global sejak Revolusi Industri, menurut Badan Energi Internasional. Bagi Amanda Leland, direktur eksekutif Dana Pertahanan Lingkungan, COP pertama yang dijalankan pimpinan perusahaan minyak bumi dapat memajukan negosiasi mengenai metana dan dekarbonisasi industri. "Kita perlu melihat ke mana perginya," katanya. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya