Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
KEHADIRAN teknologi finansial (fintech) sebagai bentuk inovasi digital dalam layanan keuangan sangat penting untuk mempercepat digitalisasi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan cakupan yang luas dan kemampuan untuk mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia, industri fintech dianggap memiliki potensi besar untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko menyatakan peran UMKM sangat signifikan dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Hal itu terlihat dari kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai lebih dari 60%. Lebih dari 90% tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor UMKM. Namun, UMKM sering mengalami kesulitan dalam akses pendanaan.
“Kontribusi UMKM sangat besar, tetapi ketika bicara mengenai pendanaan dari lembaga jasa keuangan konvensional, kendalanya adalah aset untuk jaminan, laporan keuangan masih merugi meski secara cash flow positif,” kata Sunu saat diskusi mengenai Peran Fintech dalam Digitalisasi UMKM, secara virtual, Kamis (7/9).
Baca juga: Gandeng Akulaku, Aplikasi Ultra Voucher Hadir dengan Metode PayLater
Sunu menjelaskan salah satu hambatan utama adalah bahwa lembaga keuangan konvensional biasanya memerlukan aset sebagai jaminan, dan laporan keuangan UMKM sering kali merugi meskipun arus kasnya positif.
Fintech peer-to-peer (P2P) lending dapat memberikan pinjaman yang sesuai dengan model bisnis dan siklus arus kas UMKM, sehingga membantu UMKM ketika mereka membutuhkan pendanaan.
Berdasarkan riset AFPI, permintaan pembiayaan untuk UMKM masih tidak merata dan terutama terpusat di Jawa dan Bali, mencapai 62% dari total pembiayaan UMKM di Indonesia pada 2022 sebesar Rp1.400 Triliun. Namun, segmen dengan pertumbuhan tertinggi terletak di Indonesia Timur dengan skala Ultra Mikro dan Mikro. Meskipun demikian, akses pendanaan masih terbatas di wilayah tersebut.
Baca juga: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pemungutan PPN 'Fintech' dan Permenkeu No 69/2022
Untuk meningkatkan layanan pinjaman bagi UMKM, diperlukan komitmen dari semua pihak untuk membangun ekosistem digital. Hal ini melibatkan konfirmasi kegiatan usaha, pemantauan perputaran dana usaha, program pendampingan, dan penggunaan data pemerintah seperti data BPJS, Jamsostek, pajak, dan asuransi kegiatan usaha untuk melakukan penilaian kredit.
Dengan informasi yang lengkap ini, pendanaan UMKM tidak hanya akan meningkat dalam jumlah tetapi juga mencakup lebih banyak daerah di luar Jawa dan Bali.
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai pinjaman fintech P2P lending yang belum dilunasi pada Juli 2023 mencapai Rp55,98 triliun. Angka ini terus meningkat dari periode sebelumnya dan mencakup pendanaan untuk UMKM di Indonesia.
Secara keseluruhan, total pinjaman yang telah disalurkan oleh fintech P2P lending di Indonesia sejak 2018 hingga Juli 2023 mencapai Rp657,85 triliun.
Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Eddy Misero, menyatakan, saat ini, langkah sedang diambil untuk meningkatkan pemahaman UMKM tentang teknologi digital. Namun, masih ada kendala seperti tingkat literasi yang rendah, terutama karena sebagian besar pelaku UMKM berpendidikan menengah ke bawah. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk membantu UMKM masuk ke dunia digital.
“Selain itu, untuk masuk ke digitalisasi diperlukan tools, yang tentunya membutuhkan modal. Tetapi jangan juga menjadi pelaku UMKM yang menerima nasib. Meski dalam kondisi tertatih, pelaku UMKM harus mempunyai growth mindset. Jangan menjadikan suatu kesulitan sebagai hambatan, tetapi harus dijadikan tantangan yang dapat mendorong kita untuk berkembang,” ungkap Eddy.
Eddy mengapresiasi fintech karena memfasilitasi proses pembiayaan dengan digitalisasi, yang sangat dibutuhkan oleh UMKM. Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung kemajuan UMKM dalam mendukung penguatan ekonomi nasional.
Direktur Eksekutif Forum Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (Fokus UMKM) Ari Prabowo mengatakan, saat ini, hanya sebagian kecil UMKM yang dapat memanfaatkan pembiayaan melalui fintech karena kurangnya pemahaman tentang dunia digital.
Proses digitalisasi sangat penting, dan semua UMKM di Indonesia harus memasuki dunia digital. Dalam mendukung pembiayaan bagi UMKM, kolaborasi dengan fintech dan upaya untuk mendorong digitalisasi perlu terus ditingkatkan.
“Semua UMKM di Indonesia sudah saatnya memasuki dunia digital. Salah satu manfaatnya untuk mendapatkan akses permodalan yang mudah dan cepat. Kami mendukung terobosan-terobosan yang dilakukan fintech dalam memberikan kemudahan pengajuan pembiayaan kepada UMKM. Kami bersama para fasilitator kami yang ada di 28 Provinsi di Indonesia menyatakan siap berkolaborasi dengan AFPI dan memastikan unsur go digital pada UMKM tersebut berjalan,” tutup Ari. (Z-1)
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp69,8 triliun, atau setara dengan 39,89% dari total alokasi tahunan sebesar Rp175 triliun.
Pemerintah Kabupaten Sleman terus menunjukkan komitmen dalam transformasi digital pengadaan barang dan jasa serta penguatan ekonomi lokal
SEBANYAK 20 perempuan pelaku UMKM dari Jawa Tengah didapuk menjadi yang terbaik pada Program Women Ecosystem Catalyst (WEC) Season 2.
Perjalanan usaha sering kali berawal dari kecintaan pada tradisi keluarga. Inilah yang dialami Ratna, pemilik Baker’s Gram, sebuah UMKM di bidang kuline.
Keberadaan ritel modern sebagai mitra pemerintah sangat strategis dalam memperluas akses pasar, memperpendek rantai distribusi, serta menjaga pasokan dan harga pangan yang terjangkau
BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp69,8 triliun kepada 8,29 juta pelaku UMKM hingga Mei 2025, sebagai wujud komitmen memperkuat ekonomi kerakyatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved