Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PRESIDEN Bank Dunia Ajay Banga memulai kunjungan selama empat hari di Indonesia pada 4 September. Kunjungan tersebut merupakan kelanjutan dari tour global yang bertujuan untuk mempersiapkan "playbook" yang baru untuk institusi pembangunan yang kini berusia 78 tahun.
Adapun "Playbook Tour" bertujuan untuk memperdalam hubungan dengan negara-negara dan berbagai mitra serta mengidentifikasi peluang untuk memaksimalkan dampak melalui pengetahuan, dukungan keuangan, dan dukungan teknis.
“Kunjungan Banga ke Indonesia akan menggambarkan potensi Bank Dunia untuk mereplikasi dan memperluas proyek-proyek yang memiliki dampak. Banga akan mengunjungi proyek perbaikan nutrisi di mana upaya ini dimulai di Peru, namun dikembangkan lebih jauh dan disesuaikan dengan keadaan lokal di Indonesia,” demikian tertulis pada pernyataan resmi, Senin (4/9).
Baca juga : Bertemu PM Kamboja, Jokowi Sampaikan Keinginan Indonesia Impor Beras
Selain itu, pembelajaran dari Indonesia dapat diaplikasikan di tingkat regional dan global. Kunjungan ke daerah rehabilitasi dan restorasi mangroves akan memberikan contoh nyata bagaimana Bank Dunia mendukung upaya Indonesia dalam ketahanan iklim dan, pada saat bersamaan, memperbaiki tingkat kehidupan dan menciptakan pekerjaan untuk masyarakat setempat.
Baca juga : Polri Kerahkan Ribuan Personel Pengamanan Jalur yang Dilewati Delegasi KTT Asean
Kunjungan Banga akan berlangsung saat KTT ASEAN ke-43 dan KTT Terkait yang saat ini dipimpin oleh Indonesia. Beliau akan mendiskusikan bagaimana Bank Dunia dapat dan harus menjalankan peran utama untuk mengkoordinasikan aksi global, bekerja sama untuk menghasilkan dampak dan perubahan yang berarti.
Kunjungan Banga juga akan menjadi kesempatan Bank Dunia untuk menyusun strategi bersama dengan Pemerintah Indonesia dan pemimpin kawasan mengenai berbagai cara untuk mempercepat hasil pembangunan dengan memanfaatkan keahlian, dukungan keuangan, dan dukungan teknis Bank Dunia.
Dalam kunjungannya di Jakarta, Banga dijadwalkan untuk bertemu dengan Pemerintah Indonesia, termasuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Banga juga akan bertemu dengan perwakilan sektor swasta dan penerima manfaat dari proyek-proyek yang didukung Bank Dunia.
Tour global Banga terjadi pada waktu yang penting untuk Bank Dunia dan masyarakat global. Tantangan yang saling terkait – kemiskinan, iklim, pandemi, konflik, dan kerentanan – telah membuat pembangunan menjadi lebih sulit, di mana kemajuan selama satu dekade terakhir kini mengalami kemunduran.
Bank Dunia diminta untuk melakukan evolusi dan memimpin upaya global untuk mengangkat negara-negara berpendapatan rendah dan pada saat yang bersamaan memperbaiki mutu kehidupan di negara-negara berpenghasilan menengah. Sebelum ke Indonesia, Banga telah mengunjungi Peru, Jamaika, India, Nigeria, dan Ethiopia. (Z-8)
Pemerintah memastikan tidak akan mengadopsi data kemiskinan yang dirilis Bank Dunia.
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
Di balik status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, Bank Dunia mengungkapkan fakta mencengangkan: 60,3% dari total populasi Indonesia hidup dalam garis kemiskinan
Indonesia diproyeksikan hanya memiliki pertumbuan ekonomi rata-rata 4,8% hingga 2027. Adapun, rinciannya adalah 4,7% pada 2025, 4,8% pada 2026, dan 5% pada 2027.
Reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah.
Pengurusan izin usaha di Tanah Air masih membutuhkan waktu hingga 65 hari. Berbeda jauh dengan negara-negara maju dalam memproses izin bisnis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved