Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ASOSIASI pengembang perumahan mengungkapkan bahwa mendapaykan perizinan membangun di wilayah Jakarta makin mudah. Hal ini membuat Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta optimis kondisi sektor properti pada 2024 akan semakin membaik.
Hal ini diungkapkan dalam hasil riset tentang Perkembangan Industri Realestat 2023. Riset ini melibatkan sebanyak 83% responden dari jumlah total anggota pengembang anggota REI DKI Jakarta.
“Walaupun tahun depan adalah tahun politik karena akan berlangsung pemilihan umum, sebagian pengembang yakin sektor realestat tidak terpengaruh. Dan berharap, sektor realestat tahun depan akan jauh lebih baik. Dorongan optimistik itu karena adanya kemudahan perizinan/ persyaratan dalam mengembangkan proyek serta stabilitas suku bunga perbankan,” ungkap Ketua DPD REI DKI Jakarta Arvin F. Iskandar dalam acara Press Conference tentang hasil riset ‘Perkembangan Industri Realestat 2023 di Kantor Sekretariat REI DKI Jakarta, Rasuna Office Park, Jakarta, Jumat (1/9).
Baca juga: Terpilih Nakodai REI, Joko Suranto Sebut Atasi Backlog Tetap Prioritas
Berdasarkan hasil riset tersebut, Arvin mengatakan, sebanyak 43,4% Anggota REI DKI berharap industri properti tahun 2024 jauh lebih baik dari tahun sebelumnya dan menyatakan kemudahan perizinan/persyaratan menjadi harapan di tahun 2024.
Dalam kurun waktu 2023, sebanyak 94,31% responden membangun proyek hunian, berupa perumahan dan apartemen. Dengan rincian, 55,52% mengembangkan perumahan menengah dan atas, 28,47% mengembangkan perumahan bawah dan sebanyak 10,32% mengembangkan apartemen jual.
Baca juga: Presiden Harap REI Bantu Wujudkan Kota Tematik
“Anggota REI DKI Jakarta menyatakan produk properti yang memberikan kinerja terbaik di tahun 2023 adalah jenis hunian berupa perumahan dan apartemen. Dengan rincian; 60,1% perumahan menengah atas, 28,1% perumahan bawah/RST dan 5,7% apartemen strata. Hal ini berbeda dengan hasil riset sebelumnya di tahun 2020, yakni sebanyak 65,5% Anggota REI DKI Jakarta menyatakan perumahan bawah/RST/FLPP adalah produk yang memberikan kinerja terbaik”, ujar Arvin.
Sedangkan dari sisi pembiayaan, baik untuk konsumen maupun kredit konstruksi bagi pengembang. Mayoritas sama-sama membutuhkan pendanaan perbankan, 63,7% responden menyatakan tidak ada alternatif pembiayaan lain yang sedang/akan diambil selain Perbankan.
Dibandingkan dengan persyaratan kredit, pengurangan pajak, LTV/DP, pengurangan NJOP maka pengembang menilai bahwa Kebijakan pemerintah yang mampu memberikan dampak yang lebih baik pada perkembangan sektor realestat adalah kebijakan terhadap suku bunga kredit.
“Hasil survei itu juga memberikan gambaran bahwa pendanan dari obligasi, sukuk, Dire, MTN, pembiayaan start up properti, IPO, KSO, dll, masih minim dimanfaatkan dalam membangun proyek. Sebanyak 63,7% anggota REI DKI menyatakan tidak ada alternatif pembiayaan lain yang sedang/akan diambil selain perbankan,” tambahnya.
Sedangkan dari kebutuhan ekpansi, sebanyak 39,5% dari pengembang membutuhkan capital expenditure (capex) sekitar Rp50 milyar, lebih tinggi 20,9% dibanding kebutuhan capex pada tahun 2020. Dan sebanyak 17,5% pengembang membutuhkan capex di atas Rp900 milyar di tahun 2020, sedangkan di tahun 2023 hanya 4,3% yang membutuhkan capex di atas Rp900 milyar.
Adapun sarana promosi yang paling banyak digunakan oleh pengembang Anggota REI DKI Jakarta dalam menjual produknya adalah lewat media sosial. Sebanyak 92,5% pengembang menyatakan bahwa media sosial merupakan sarana promosi yang efektif. Sisanya (64,1%) lewat pameran, (52,57%) lewat billboard/papan iklan dan 37,7% melalui marketplace. Sedangkan media cetak/tv dan elektronik menjadi media promosi yang paling sedikit dipilih.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPD REI DKI Jakarta Bidang Riset dan Hubungan Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta Chandra Rambey mengungkapkan, riset yang dilakukan oleh REI DKI Jakarta ini adalah yang ke-3 kali dan dilakukan secara berkala. Riset dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer berupa survey melalui penyebaran kuesioner atau wawancara.
“Responden yang dituju adalah para pengembang anggota REI DKI Jakarta, dengan kurun waktu survey selama kurang lebih 3 bulan dari April - Juli 2023,” kata dia.
Tujuannya memberikan informasi sekaligus memudahkan pelaku usaha dan konsumen dalam mengambil keputusan.
“Riset dan survei ini kami lakukan sendiri. Dari hasil riset, kami selaku pelaku usaha bisa mendapatkan gambaran dan mengetahui persepsi para pengembang anggota. Sekaligus menjadi pedoman untuk merancang strategi pengembangan produk, sesuai profil industri. Sedangkan untuk pemerintah maupun stakeholder terkait lainnya, mereka bisa membuat kebijakan atau evaluasi tindakan untuk bisa menggerakkan roda ekonomi”, ungkap Chandra.
Selaku penanggungjawab riset, Chandra mengatakan, riset ketiga ini tentu sudah lebih baik dari sebelumnya karena indikator persepsi survei dan lebih lengkap.
“Kami mewancarai responden terkait persepsi mereka soal kondisi makro dan mikro, tantangan dalam menjalankan usaha serta persepsi RTRW DKI 2014-2023. Dan tentu saja soal produk-produk realestat yang dibangun pengembang,” pungkas Rambey. (Z-10)
REI desak DPR undang Hashim Djojohadikusumo, nilai roadmap 3 Juta Rumah Kementerian PKP menyimpang. DPR dukung klarifikasi dari Satgas Perumahan.
Kisah Naila menggugah Presiden Prabowo. REI siap wujudkan 3 juta rumah layak demi keadilan sosial dan masa depan keluarga Indonesia.
Kawasan Segitiga Emas Samarinda–Balikpapan–IKN kian menjadikan Kalimantan Timur sebagai magnet baru investasi properti nasional.
REI tegaskan properti sebagai pengungkit ekonomi nasional lewat pendekatan Propertinomic, dimulai dari Kalimantan Timur, jantung Ibu Kota Negara (IKN).
Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menginisiasi pembangunan 1 juta unit hunian layak di wilayah pedesaan dalam program Propertinomic 2.0.
Rencana penerapan skema baru Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dicanangkan pemerintah kini dirasa membuat pelaksanaan di lapangan berjalan lambat di awal 2025.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana membongkar tiang monorel Jakarta Namun, tiang itu tak kunjung dibongkar
Sembilan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Rabu (9/7) pagi. Ketinggian air bervairasi, mulai 30 centimeter (cm) hingga satu meter.
Sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta masih dilanda banjir hingga Selasa (8/7) pukul 05.00 WIB. Banjir Jakarta terjadi karena hujan yang intens dan pasang air laut maksimum sejak Senin.
Pendaftaran peserta telah dibuka sejak Kamis (5/6) dan akan berakhir pada Jumat (4/7). Lalu peserta hadir audisi offline pada Sabtu (5/7).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 06.00 WIB, sebanyak 109 rukun tetangga (RT) di Jakarta masih baniir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved