Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

IB Summit 2023 Fokus ke Peningkatan Peforma Sektor Agrikultur

Ficky Ramadhan
25/8/2023 13:47
IB Summit 2023 Fokus ke Peningkatan Peforma Sektor Agrikultur
Buruh tani membawa padi hasil panen di areal persawahan Kepuh, Karawang, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022).(ANTARA/MUHAMAD IBNU CHAZAR)

MENTERI Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyampaikan agenda ASEAN Inclusive Business (IB) Summit tahun ini di Bali lebih difokuskan ke peningkatan perfoma sektor agrikultur dan ketersediaan pangan yang kemudian menjadi benchmark tersendiri bagi negara-negara ASEAN.

“Konsep kami untuk ASEAN ini, supaya negara di kawasan tak lagi sendiri-sendiri, tetapi harus berkolaborasi menjadi pusat produksi dunia ASEAN. Bukan sekadar market. Kita punya potensi agrikultur dengan menguasai komoditas sawit, karet, maupun rempah-rempah,” kata Teten dalam keterangannya di Nusa Dua Bali, Jumat (25/8).

Pemilihan fokus tersebut mengingat ASEAN memiliki potensi untuk menjadi pusat produksi agrikultur untuk supply food dunia. Gagasan tersebut, kata Teten, bahkan disambut baik dan diapresiasi UNESCAP dan diharapkan dapat dikembangkan dalam pertemuan ASEAN IB Summit selanjutnya di Laos tahun depan.

Baca juga: Dampak Kekeringan: Rawan Pangan, Sosial, dan Kesehatan

“Alhamdulillah, ide-ide yang kita bahas di IB Summit ke-6 ini diterima dengan baik, bahkan mereka bilang akan menjadikan semacam benchmark sebagai the best one dari penyelenggaraan IB Summit selama ini. Dan diharapkan bisa diteruskan hingga ke event G20,” ujarnya.

Namun Teten menegaskan, dalam pengembangan di sektor agrikultur dan supply food perlu dilakukan perbaikan dari sisi kelembagaan, pembiayaan, maupun produksinya.

“Dari sisi kelembagaan di tingkat petani, di ASEAN sudah ada pengalaman dengan Indonesia, Thailand, dan India baik melalui koperasi maupun nonkoperasi. Di mana hal tersebut juga didukung dengan kebijakan Pemerintah di setiap negara,” kata Teten.

Baca juga: Kementan Dukung Anak Muda Jadi Petani dan Wirausaha Pertanian

Kemudian dari sisi pembiayaan, di Indonesia dan negara di kawasan ASEAN sudah banyak lembaga pembiayaan mikro yang tersedia. Namun sayangnya, di tingkat middleman dalam hal ini adalah agregator seperti koperasi, masih sulit mendapatkan pembiayaan yang murah.

“Padahal tingkat middleman ini membeli dari petani dan harus dijual lagi ke market baik buyer dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga butuh modal kerja untuk terus berjalan. Maka, skema pembiayaan juga perlu menjadi pembicaraan,” tuturnya. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya