Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
KEPUTUSAN Presiden Joko Widodo menggabungkan badan karantina ke dalam satu lembaga menjadi Badan Karantina Indonesia (Barantin) mendapat apresiasi dari banyak kalangan.
Guru Besar di bidang Entomologi Fakultas Pertanian UGM, Prof. Andi Trisyono yang juga anggota Food and Agriculture Organization (FAO) Expert Panel on Pesticide Management menilai penggabungan itu langkah tepat.
Baca juga: Wabah Rabies di NTT Meluas, Sejumlah Daerah Berlakukan Karantina Hewan
“Lembaga baru sekarang ini memungkinkan karantina untuk mengembangkan diri menjadi lebih besar dan lebih baik. Bahkan kalau dijalankan dengan baik sesuai dengan mandat yang ada ke depan bisa setara dengan lembaga perkarantinaan yang ada di Australia ataupun Amerika Serikat karena badan ini mempunyai ruanglingkup tupoksi yang besar dan langsung bertanggung jawab kepada Presiden,” kata Andi lewat keterangan yag diterima, Senin (21/8).
.
Ia menambahkan, lembaga karantina yang sekarang membuka peluang dan berbenah diri serta mengembangkan karier dalam kerangka melindungi negeri dari bahaya penyakit hewan dan tumbuhan.
Andi mengatakan satu contoh yang mudah untuk membangun karantina ke depan misalnya dengan meningkatkan kemampuan pejabat fungsional karantina untuk mendalami satu spesies Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang sudah ditetapkan dalam daftar.
"Jadi tidak berhenti sampai pada daftar saja, namun kemudian diikuti bagaimana. Dengan cara tersebut akan ada banyak “ahli” yang sudah siap dengan pengetahuan dan mungkin pengalaman untuk mengantisipasi atau mencegah masuknya OPTK ke dalam wilayah NKRI. Demikian juga untuk hewan dan ikan. Ini perlu disiapkan sejak sekarang dan terus ditingkatkan,” ujar Andi.
Baca juga: Gelar Merdeka OPT, BPTP Pontianak Jaga Kualitas Komoditas Perkebunan
Selain itu, menurutnya, peran strategis Barantin kedepan harus menjadi lebih kuat sebagai negara berdaulat dalam kerangka pelaksanaan ketentuan SPS-WTO dalam perlindungan keselamatan, kesehatan manusia, hewan, ikan dan tumbuhan.
Ia mencontohkan salah satu kasus beberapa tahun yang lalu semua negara dihebohkan dengan merebaknya hama ulat Spodoptera frugiperda (Fall Armyworm/FAW) pada pertanaman jagung sehingga FAO turun tangan.
Diharapkan Badan Karantina lebih berperan aktif dalam pencegahan dan eradikasi dalam kawasan karantina jika terjadi wabah/outbreak OPTK.
"Fenomena di atas semakin menuntut prefesionalitas dan kompetensi yang semakin tinggi. Spesialisasi dan keahlian khusus di masing-masing bidang teknis akan menjadi dasar kuat untuk pengembangan Barantin. Kita tidak ingin karantina menjadi follower, tapi berharap karantina Indonesia semakin diperhitungkan dan menjadi trend setter di percaturan dunia,” kata Andi. (H-3)
PRESIDEN ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi membagikan momen bersama Presiden Prabowo Subianto, Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh
Prabowo juga menyambut dengan senyuman dan sempat mengepalkan tangan.
Istana telah siap menyelenggarakan Upacara HUT ke-80 RI. Peringatan hari kemerdekaan itu diharapkan menjadi momentum mengenang jasa pahlawan.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani menegaskan Presiden Joko Widodo akan menghadiri Sidang Tahunan MPR serta sidang gabungan DPR dan DPD tahun 2025
Undangan peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI untuk para mantan Presiden RI sedang dalam proses finalisasi,
Presiden Ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), belum mengonfirmasi kehadiran mereka dalam Sidang Tahunan MPR
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan melalui BBPOPT mengambil langkah nyata untuk membantu petani dalam mengatasi serangan OPT khususnya penggerek batang padi.
Diperlukan upaya dan mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim dan El Nino, agar produksi dan produktivitas tanaman perkebunan dapat terjaga.
Ini terbukti dari kegiatan Merdeka OPT beberapa waktu lalu yang berhasil meraih respons positif dan antusias tinggi dari pekebun.
Kementan terus melakukan monitoring perkembangan budidaya padi di daerah, khususnya bergerak cepat mengendalikan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved