Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Proyek Tiga Kilang Tangguh akan Sumbang 35% Produksi Gas Nasional

Insi Nantika Jelita
09/8/2023 21:03
Proyek Tiga Kilang Tangguh akan Sumbang 35% Produksi Gas Nasional
Kilang LNG Tangguh di Tekuk Bintuni, Papua Barat(Antara/Muhammad Adimaja)

TIGA proyek kilang gas alam cair (LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, yang dioperasikan perusahaan migas asal Inggris, British Petroleum (BP), bakal menyumbang sekitar 35% dari produksi nasional. Di akhir tahun ini, BP akan mengoperasikan Tangguh Train 3.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sekaligus Dewan Pengawas Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) Jodi Mahardi menjelaskan, BP telah menjadi mitra strategis Indonesia selama lebih dari 55 tahun.

Di Papua Barat, BP lewat Tangguh Train I dan II dikatakan telah menyumbang 20% dari produksi gas nasional dengan membukukan total investasi US$10 miliar atau sekitar Rp152 triliun (kurs Rp15.184) dan mengirimkan lebih dari 1.500 kargo.

baca juga : Luhut: Kontrak Ekspor LNG Tidak Diperpanjang

"Ketika Tangguh Train III telah beroperasi nanti, bisnis tiga kilang tangguh akan menyumbang sekitar 35% dari produksi nasional," kata Jodi dalam keterangannya, Rabu (9/8).

Pemerintah Indonesia dan ICCSC, ungkap Jodi, mendukung upaya investor menjaga keberlanjutan pasokan gas untuk dalam negeri dan mengejar target pengurangan emisi.

Baca juga : Humpuss Maritim Siap Catatkan Saham di Bursa Efek Indonesia

BP Indonesia diketahui tengah mempersiapkan fasilitas penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di proyek Tangguh. 

Untuk tahap awal, perusahaan tersebut berencana menginjeksikan lebih dari 30 juta ton CO2 kembali ke reservoar untuk meningkatkan produksi gas sebesar 400 miliar kaki kubik (Bcf) setiap harinya melalui teknologi Enhanced Gas Recovery (EGR).

"Tangguh CCUS akan menjadi proyek CCUS skala besar pertama dengan EGR di dunia dengan kapasitas penyimpanan sekitar 1,8 giga ton CO2 (GtCO2)," kata Jodi.

Anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu mendorong kerja sama yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri hulu migas untuk keberlangsungan suplai energi yang berkelanjutan, memberikan solusi karbon kepada beragam industri, serta membuka lapangan pekerjaan sebagai sebuah industri baru.

"Kolaborasi ini menjadi kunci dalam mencapai target pengurangan emisi dan memberikan multiplier effect bagi negara dalam hal pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan," pungkas Jodi. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya