Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJUMLAH organisasi yang tergabung Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) siap mengerahkan satu juta anggotanya untuk mendesak pemerintah mencabut UU Cipta Kerja, UU Kesehatan, UU P2SK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan), dan mewujudkan Jaminan Sosial Semesta Sepanjang Hayat.
Dalam konperensi pers di Kantor KSPSI Pusat, Jakarta, Selasa (8/8), Panglima Aksi Akbar Ultra Damai 10 Agustus 2023, Arif Minardi, menyebutkan aksi ini akan mengulang aksi tahun lalu, namun jumlahnya lebih banyak.
"Kami optimistis 1 juta massa akan tercapai," kata Arif. Arif yang juga Sekjen KSPSI menjelaskan bahwa sebagian besar peserta aksi akan menggunakan sepeda motor.
Baca juga: Tolak UU Omnibus Law, Aliansi Buruh akan Gelar Aksi Akbar Bulan Depan
Rencananya aksi dimulai dari Kantor ILO (Organisasi Buruh Internasional) di Gedung Menara Thamrin, untuk mendukung rekomendasi ILO yang meminta pemerintah mengkaji ulang UU Cipta Kerja.
"Dari ILO langsung ke Istana Negara untuk menyerahkan draft Perppu Pencabutan UU Ciptaker," ungkap Arif.
Ia menegaskan bahwa aksi ini adalah aksi damai, akan duduk-duduk sampai UU yang dituntut dicabut.
Minta Polisi dan Aparat Hukum Tak Menghalangi
Karena itu, AASB minta polisi dan aparat hukum tidak menghalang-halangi buruh yang datang ke Jakarta, tidak perlu ada penyekatan.
Soal kelompok lain yang mau bergabung, menurut Arif, kalau isunya sama ia persilahkan. Namun kalau isunya berbeda ia mempersilahkan mengajukan izin sendiri.
Baca juga: Mahfud MD: Silahkan UU Kesehatan Diuji ke MK
"Kami minta seluruh pekerja berbondong-bonding datang ke Jakarta karena ini perlu massa besar," tegas Arif.
Sementara itu, dalam siaran persnya, Koordinator Presidium AASB Jumhur Hidayat menyebutkan, tuntutan pencabutan UU Cipta Kerja, UU Kesehatan, dan UU P2SK dilakukan karena UU itu liberal, abai terhadap kesejahteraan rakyat khususnya kaum buruh dan sebaliknya mengabdi kepada oligarkhi atau pemilik modal yang serakah.
"Kami berkeyakinan bahwa UU tersebut adalah anti Konstitusi bahkan anti Pancasila sehingga perlu mendapar koreksi fundamental," tegas Jumhur.
Baca juga: Polisi Kerahkan 2.432 Personel Amankan Demo Tolak Omnibus Law RUU Kesehatan
Sementara itu Ketua Umum GSBI Rudi D. Haman menambahkan peserta aksi minimal datang dari tiga provinsi, yaitu DKI, Jawa Barat, dan Banten ditambah perwakilan dari bebera provinsi.
Rudi menyebutkan, aksi yang sama juga dilakukan secara serentak di daerah. Ia menyerukan seluruh buruh dan masyarakat Indonesia untuk hadir di aksi sejuta buruh.
"Aksi dipusatkan di sepanjang jalan Sudirman dan MH. Thamrin, Jakarta," ungkapnya.
Meminta Maaf kepada Masyarakat
Rudi meminta maaf kepada masyarakat yang akan terganggu karena aksi aliansi sejuta buruh ini. Ia meminta aparat, terutama Istana, khususnya Presiden untuk merespons aksi ini secara bermartabat dengan memenuhi tuntutan peserta aksi.
"Ada sekitar 40 organisasi pekerja, juga ada mahasiswa, masyarakat, dan lain-lainnya yang terlibat dalam aksi ini," kata Rudi.
Aksi Aliansi Sejuta Buruh ini akan dilaksanakan pada Kamis (10/8) mulai pukul 11.00 WIB hingga ada respon baik dari Istana. (RO/S-4)
SERIKAT Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit (SP TSK) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyimpan kekhawatiran adanya potensi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
HARI Buruh Internasional atau May Day di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diperingati dengan doa bersama, Rabu (30/4).
RATUSAN buruh melakukan unjuk rasa depan pabrik korek api gas, Tokai Dharma Indonesia (TDI) di Jalan Raya Bogor, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.
UU Omnibus Cipta Kerja tidak hanya merugikan buruh-buruh pabrik yang sering disebut pekerja kerah biru dan bergaji UMR, tetapi karyawan-karyawan kantoran.
Serikat pekerja mengatakan anggota menolak tawaran gaji 7% dari operator pelabuhan, Felixstowe Dock and Railway Company yang disebut jauh di bawah tingkat inflasi.
Aksi demonstrasi belakangan menimbulkan kekhawatirkan muncul kembali gerakan Rompi Kuning.
Kurangnya perlindungan dari pemerintah untuk penetapan harga akan memperlebar kesenjangan gender dalam pertanian.
Ratusan suporter Manchester United berdemonstrasi menentang kepemilikan keluarga Glazer, setelah klub sepak bola tersebut terlibat dalam rencana untuk bergabung dengan Liga Super Eropa.
Pihak Liga Primer Inggris dan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) melakukan investigasi menyusul protes massa yang dilakukan di sekitar stadion.
"Saya dibesarkan di sini, saya tinggal di sini, orangtua saya dari Rusia tetapi saya tidak ingin melihat penjajah."
RATUSAN supporter bonek mendatangi salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya, Jawa Timur, memprotes jadual pertandingan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB)
"Tidak masuk akal menyebut para pemain Iran dikekang. Saat ini, para pemain hanya memiliki satu hal di pikiran mereka, melaju ke putaran kedua."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved