Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PENGANGGURAN naik tipis di Jerman pada Juni dalam data resmi, Jumat (30/6). Ini merupakan tanda terbaru dari kelemahan ekonomi terbesar di Eropa.
Tingkat pengangguran naik tipis menjadi 5,7% setelah tetap stabil di 5,6% sejak Maret. Demikian angka dari badan tenaga kerja federal BA.
Analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan suku bunga tetap tidak berubah. Jerman, "Merasakan dampak dari kondisi ekonomi yang lebih sulit di pasar tenaga kerja," kata Kepala BA Andrea Nahles dalam suatu pernyataan.
Baca juga: Perekonomian Makmur Jerman bakal Ucapkan Selamat Tinggal?
Secara absolut, jumlah orang yang kehilangan pekerjaan naik sekitar 11.000 bulan ke bulan menjadi 2,55 juta. Bahkan tanpa memperhitungkan kedatangan pengungsi Ukraina yang mencari pekerjaan, tingkat pengangguran Jerman akan meningkat bulan ini.
Jerman jatuh ke dalam resesi teknis pada awal tahun menyusul kontraksi dua kuartal berturut-turut. Ini karena inflasi yang dipicu oleh lonjakan biaya energi dan suku bunga yang lebih tinggi.
Baca juga: Perekonomian Spanyol kembali ke Tingkat sebelum Pandemi
Konsumen terus membatasi pengeluaran mereka dalam beberapa bulan terakhir. Permintaan untuk pinjaman perusahaan dan rumah tangga anjlok karena penaikan suku bunga Bank Sentral Eropa membuat pinjaman menjadi lebih mahal. Lembaga ekonomi terkemuka itu sekarang mengharapkan ekonomi Jerman menyusut 0,2% hingga 0,4% pada 2023.
Sebagai akibat dari prospek yang lebih suram di pusat kekuatan industri Eropa, "Banyak pengusaha tidak terlalu mencari pekerja terampil," kata kepala ekonom KfW Fritzi Koehler-Geib. "Jika keamanan pekerjaan menjadi perhatian yang semakin besar bagi para pekerja, langkah itu dapat menghilangkan sebagian tekanan dari tuntutan upah," imbuh ekonom bank ING, Carsten Brzeski.
Pejabat ECB berulang kali menyatakan keprihatinan tentang upah yang lebih tinggi mendorong inflasi, karena pekerja di banyak negara mendorong kenaikan gaji untuk mengompensasi kenaikan biaya hidup. "Sedikit melemahnya pasar tenaga kerja dapat membantu meredam tekanan upah," kata Brzeski kepada AFP. (Z-2)
KEPUTUSAN Pemprov Jabar menutup aktivitas tambang di kawasan Padalarang dan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, memicu ribuan orang terancam kehilangan pekerjaan.
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PD DKI Jakarta Kusworo mengkhawatirkan rancangan peraturan daerah Kawasan Tanpa Rokok dapat meningkatkan angka pengangguran.
Tagar Kabur Aja Dulu menjadi simbol kegelisahan generasi muda Indonesia terhadap masa depan.
JK mengkritisi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang disebut sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat dari antusiasme pencari kerja yang membludak saat pembukaan job fair di Bekasi.
PSI angkat suara mengenai 100 hari kinerja Pramono Anung dan Rano Karno. Job fair yang masih belum diketahui banyak orang maupun dirasakan manfaatnya
Pemerintah dinilai berhasil mendorong praktik rekrutmen yang lebih inklusif dan bebas diskriminasi. Salah satunya dengan menghapuskan syarat usia bagi pelamar kerja.
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved