Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Aplikasi Biotron Masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik

Rahmatul Fajri
28/6/2023 23:32
Aplikasi Biotron Masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik
Mentan SYL menyaksikan Finalis Pelayanan Publik(Dok. Kementan)

APLIKASI inovasi Biotron (Biochar Three In One) yang diluncurkan Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalimantan Selatan masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu petani mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini tantangan pembangunan pertanian kian besar. Selain, adanya perubahan iklim, juga terjadi degradasi lahan, sarana produksi terbatas, khusus pupuk kimia kian mahal, produksi juga tidak efisien dengan penurunan produktivitas lahan.

“Karena itu, sekarang ini kita tidak bisa lagi dengan cara lama, tapi harus sudah menggunakan cara baru dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan jumlah penduduk kita mencapai 280 juta jiwa, hadirnya pertanian yang makin maju, makin modern dan mandiri akan sangat berarti. Karena penduduk Indonesia sangat besar,” kata Syahrul.

Baca juga : Didampingi Kementan, Petani Milenial Pasuruan Raih Kesuksesan

Maka dari itu, Syahrul mengatakan hadirnya Biotron menjadi salah satu pilihan dan mutlak dilakukan di tengah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan pentingnya ketersediaan pangan. Apalagi pangan dunia dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. 

Syahrul menambahkan, hadirnya Biotron menjadi solusi di tengah kondisi harga pupuk yang mahal dan terbatasnya anggaran pemerintah untuk mensubsidi. 

Baca juga : Gokomodo Go To School Bantu Lulusan Raih Karier di Bidang Agrikultur

Seperti diketahui, dari total kebutuhan pupuk sebesar 24 juta ton, pemerintah hanya dapat mengalokasikan anggaran subsidi untuk sebanyak 9 juta ton.  

“Biotron jadi bagian kita menghadirkan pupuk organik dan menjadi salah satu upaya kita meningkatan produksi pangan tanpa ketergantungan dengan pupuk kimia. Temuan atau inovasi lain akan kita dorong, seperti smart farming,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, Biotron merupakan perpaduan antara biochar plus pupuk organik dan agen hayati. 

Jadi fungsi biotron ini nantinya menyediakan oksigen, menyediakan air dan menyediakan nutrisi. Dengan demikian biotron akan menjadi rumah bagi mikroba penyubur tanah. Kemudian pupuk organik akan membantu memperbaiki struktur dan pH tanah. Lalu, agen hayati berfungsi dalam upaya mengendalikan OPT (organisme pengganggu tumbuhan).

”Pupuk hayati akan memasak bahan makanan bagi tanaman, sehigga bisa lagnsung dimakan oleh tanaman. Itu lah fungsi biotron. Paling penting adalah biotron akan membantu menyuburkan lahan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia 40-50 persen,” tuturnya.

Implementasi biotron memang harus diberikan secara bertahap sebanyak 6-7 ton/tahun selama tiga musim. Dengan demikian, dalam 3 tahun tercapai dosis optimalnya sebanyak 20 ton/ha, sehingga mampu mengurangi pupuk kimia 40-50%.

Hitungannya, jika pemerintah harus mengalokasikan pupuk subsidi tahun 2023 sebanyak 9,01 juta ton atau senilai Rp20,7 triliun, dengan aplikasi biotron akan ada penghematan pupuk subsidi Rp 8,28 triliun hingga Rp10,35 triliun.

Melihat hasil uji coba di lokasi food estate di Dadahup, Kalimantan Tengah, penggunaan biotron mampu meningkatkan hasil padi di lahan rawa dari 2,1 ton/ha menjadi 3,7 ton/ha. Sedangkan di lahan irigasi ada kenaikan produktivitas dari 5,8 ton/ha menjadi jadi 7 ton/ha atau naik sekitar 21%.

“Saat ini kita sudah diseminasi biotron melalui Program Genta Organic di 1.020 poktan, 100 kabupaten di 33 provinsi. Dalam proses desiminasi memang tidak bisa cepat dan perlu waktu,” ungkap Dedi. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik