Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. atau dapat disebut sebagai Vektor, perusahaan yang fokus dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik dalam segmen heavy mobility, telah mencatatkan sahamnya (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham ‘VKTR’. Vektor meraup pendaan senilai Rp875 miliar dalam penawaran perdana.
Perusahaan menjadi emiten pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di segmen kendaraan komersial, dengan produk utama berupa EV Bus dan EV Truck.
Komisaris Utama VKTR Anindya N. Bakrie mengatakan, perusahaan telah memilih untuk berfokus dalam pengembangan KBLBB di segmen kendaraan komersial, khususnya bus dan truk.
Baca juga: Sentimen Suku Bunga Acuan BI Warnai Pergerakan Saham Minggu Ini
"Data menunjukkan kebutuhan bus di Jakarta mencapai lebih dari 10.000 unit hingga tahun 2030. Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar," kata Anindya, di Jakarta, Senin (19/6).
VKTR telah menjalin kerja sama strategis dengan BYD Auto, produsen bus terbesar di dunia, untuk menguatkan posisinya dalam pengembangan kendaraan listrik. Saat ini, VKTR telah menyediakan 30 unit bus merek BYD yang dioperasikan oleh TransJakarta, dan dalam waktu dekat akan menambahkan 22 unit bus lagi dengan merek yang sama.
Baca juga: Kabareskrim Polri Bantah Istrinya Punya Saham di CLM
Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono menjelaskan, perusahaan saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Tiongkok.
"Namun, kami juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kemitraan dengan mitra lokal Trisakti yang berpengalaman di bidangnya," kata Gilarsi.
Fasilitas perakitan KBLBB bus VKTR akan berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dengan rencana tahap awal kapasitas perakitan sebesar 500 unit per tahun. Perusahaan berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur yang handal, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun.
Perusahaan berharap dapat memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah, dan menghasilkan produk kendaraan listrik yang merupakan kebanggaan nasional.
Perusahaan melepas saham dengan harga perdana Rp100 per saham, dan total saham yang ditawarkan ke publik sebanyak 8.750.000.000 lembar, dari 43.750.000.000 lembar saham yang dicatatkan. Dengan demikian total dana perolehan sebesar Rp875 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum VKTR akan digunakan dengan strategis. Sebanyak 40,29% akan dialokasikan untuk belanja modal atau Capital Expenditure (capex), yang akan mendukung pengembangan produk dan fasilitas produksi.
Sekitar 11,69% akan diberikan kepada perusahaan anak VKTR, yaitu PT Bakrie Autoparts (“BA”), dalam bentuk penyertaan modal guna meningkatkan daya saing di sektor komponen kendaraan listrik.
Selain itu, sekitar 2,51% akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Tambara Tama Mandiri (TTM), dan sekitar 1,40% akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Andara Multi Sarana (AMS).
Sisanya, sebesar 44,11%, akan dialokasikan untuk modal kerja dan operasional guna memenuhi kebutuhan operasional VKTR.
Perusahaan berharap dengan IPO, VKTR dapat menjalankan rencana bisnis dengan optimal sesuai jadwal yang telah ditetapkan, didukung oleh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum.
Perusahaan berkomitmen tidak hanya untuk mendistribusikan kendaraan listrik, mulai dari bus listrik, tetapi juga untuk memproduksi kendaraan listrik di masa depan guna memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap tingkat kandungan dalam negeri.
"Kami juga berkomitmen untuk memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemegang saham kami yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan VKTR, serta mendukung upaya pemerintah dalam transisi menuju energi bersih di masa depan," kata Gilarsi. (Z-10)
Dalam pengembangan spesialisasi, SILO bermitra dengan Angels Initiative agar RS Siloam dapat menjadi rumah sakit yang 'stroke-ready',
Pemeriksaan transaksi saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Pemeriksaan sedang berlangsung. Belum ada pelaporan kepada OJK
Namun dari 130 perusahaan yang mengumumkan kinerja kuartal I 2021, lebih dari setengahnya membukukan kenaikan pendapatan.
Saat ini perseroan masih berupaya menyelesaikan kewajiban perseroan serta mempertahankan operasional perseroan.
Sepanjang Januari-Maret 2021, emiten berkode saham SAMF itu mengantongi pendapatan mencapai Rp296,72 miliar atau tumbuh 14,03%.
Perseroan mencatat rugi bersih Rp10,85 miliar pada 2019 turun menjadi rugi bersih sebesar Rp7,13 miliar pada 2020.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana mengubah jenama (rebranding) Bank DKI. Menurutnya langkah itu perlu dilakukan demi menciptakan manajemen yang lebih solid.
PAM Jaya mampu melakukan penawaran saham perdana saat cakupan layanan 85%. Mengingat, dari capaian tersebut, BUMD pengelola air bersih dan air minum tersebut sudah memiliki 2,5 juta pelanggan.
"BMBL berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak 280.000.000 saham baru pada 2-4 Januari 2023 di Bursa Efek Indonesia
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
PT Jhonlin Agro Raya Tbk yang sedang dalam proses IPO dengan kode emiten JARR telah mengantongi Persetujuan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
PEMPROV Sumatera Utara (Sumut) meminta pemkab dan pemkot pemilik saham Bank Sumut memberi tambahan dana penyertaan modal untuk memperkuat kinerja bisnis bank.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved