Selasa 30 Mei 2023, 21:04 WIB

Luhut Nilai Bisnis Penyimpanan Karbon di RI Miliki Prospek Bagus

Insi Nantika Jelita | Ekonomi
Luhut Nilai Bisnis Penyimpanan Karbon di RI Miliki Prospek Bagus

Freepik.com
Ilustrasi perdagangan karbon

 

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai bisnis pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS) di Indonesia memiliki prospek yang cerah.

Indonesia disebut memiliki potensi besar terhadap kapasitas penyimpanan karbon dioksida (CO2) hingga 400 giga ton CO2 di sumur migas yang ada di Indonesia. Teknologi CCS dianggap penting sebagai solusi untuk mengurangi CO2 dan menjadi sumber investasi untuk bisnis rendah karbon.

"Indonesia punya potensi besar terhadap kapasitas penyimpanan CO2. Saya lihat teknologi CCS ini bisnis yang bagus karena banyak diperlukan untuk kemajuan negara ini," kata Luhut di acara Launching of the International and Indonesia CCS Forum 2023 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (30/5).

Baca juga : Menkeu: Pembentukan Bursa Karbon Masih Dimatangkan Pemerintah

Indonesia, ungkapnya, memiliki komitmen perubahan iklim dengan menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89% di 2030. Masa depan dekarbonisasi harus selaras dengan lingkungan yang bersih dan pertumbuhan ekonomi hijau. Menko Marves pun mendorong investasi dan kerja sama teknologi CCS di Tanah Air.

"Saya juga mendorong inovasi investasi dan kerja sama untuk menerapkan CCS. Dengan adanya carbon pricing (nilai ekonomi karbon) pun sekarang kita sudah ada tata pengelolannya. Sehingga dengan memasukan ini (bisnis teknologi CCS), sumber penerimaan negara juga akan cukup besar dengan bisnis antar sektor swasta," ucapnya.

Baca juga : Perdagangan Karbon, Pemerintah Tekankan Pentingnya Sertifikasi dan Ketelusuran

Namun demikian, Luhut mengakui ada tantangan yang dihadapi dalam proyek injeksi karbon tersebut. Misalnya di Lapangan Gas Natuna Timur yang memiliki permasalahan geografis dan mandek dikembangkan.

"Seperti penanganan gas di Natuna (bermasalah). Berapa belas tahun lalu itu terkendala," sebutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Carbon Capture and Storage (ICCS) Belladona Troxylon Maulianda menjelaskan ada potensi besar dari bisnis teknologi CCS yang bisa ditawarkan investor karena emisi karbon dioksida yang ada di Indonesia bisa ditampung CCS selama 50 tahun.

"Kita ingin mempercepat pengembangan teknologi CCS dan bisa menjadi lebih ekonomis," bilangnya.

ICCS mendorong agar Indonesia menjadi CCS hub untuk menhubungkan berbagai sumber CO2 ke berbagai lokasi injeksi di Indonesia. Dengan nantinya sebagai CCS Hub di regional bisa membuka peluang kerja baru dan memacu investasi hijau di Tanah Air. (Z-5)

Baca Juga

Ist

Inilah Strategi PT Sarana Abadi Raya Hadapi Kompetisi Industri Konstruksi 

👤Media Indonesia 🕔Rabu 04 Oktober 2023, 00:20 WIB
Salah satu perusahaan yang telah berhasil mengatasi tantangan ini adalah PT Sarana Abadi Raya, yang kini menjadi panutan dalam industri...
Antara

Kereta Cepat Baru Bisa Balik Modal 70 Tahun Mendatang

👤Insi Nantika Jelita 🕔Selasa 03 Oktober 2023, 22:48 WIB
Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh baru bisa balik modal hingga 70 tahun lamanya sejak...
Dok. Behaestex

Rayakan Hari Batik Nasional, Behaestex Hadirkan Produk Sarung Batik

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Selasa 03 Oktober 2023, 22:10 WIB
Dari brand BHS, yang terbaru menghadirkan produk kolaborasi proses pembuatan ATBM dengan batik yang pembuatannya dominan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya