Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Inflasi Jepang 3,4% pada April sesuai Ekspektasi

Wisnu Arto Subari
19/5/2023 20:45
Inflasi Jepang 3,4% pada April sesuai Ekspektasi
Orang-orang melihat pakaian yang dijual di area perbelanjaan populer Ueno di Tokyo pada 23 Desember 2022.(AFP/Richard A. Brooks.)

HARGA konsumen naik atau inflasi di Jepang sebesar 3,4% dalam setahun di April. Ini sejalan dengan ekspektasi pasar. Data pemerintah menunjukkan itu pada Jumat (19/5).

Angka tersebut, tidak termasuk harga makanan segar yang bergejolak, mengikuti kenaikan 3,1% yang tercatat di Maret dan Februari. Inflasi di Jepang lebih rendah dari kenaikan harga setinggi langit yang terlihat di Amerika Serikat dan tempat lain yang mendorong bank sentral menaikkan suku bunga.

Namun, inflasi tetap lebih tinggi dari target 2% Bank of Japan. Target itu dilampaui setiap bulan sejak April tahun lalu.

Baca juga: UBS Harap Keuntungan US$35 Miliar dari Akuisisi Credit Suisse

Bank sentral Jepang (BoJ) berpendapat bahwa kenaikan harga didorong oleh faktor-faktor sementara, seperti perang di Ukraina. Karena itu, lembaga tersebut tetap berpegang pada kebijakan pelonggaran moneter dalam upaya mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Analis mengatakan kenaikan harga kemungkinan akan terus melambat dari puncak Januari ketika inflasi mencapai 4,2% dalam satu tahun sebagai tingkat tertinggi sejak September 1981. Angka itu sebagian didorong oleh tagihan energi yang lebih tinggi.

Baca juga: Ekonomi Jepang Tumbuh Lebih Tinggi daripada Ekspektasi

Awal pekan ini, data menunjukkan ekonomi Jepang tumbuh lebih cepat dari perkiraan 0,4% pada kuartal pertama. Ini dibantu oleh pemulihan pariwisata setelah pembatasan perbatasan pandemi dicabut pada Oktober.

BoJ bulan lalu mengumumkan peninjauan atas langkah-langkah pelonggaran yang berlangsung lama di bawah gubernur baru Kazuo Ueda, tetapi mengatakan akan mempertahankannya untuk saat ini. Tidak termasuk energi, data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Jepang pada Jumat menunjukkan harga naik 4,1% pada April, setelah naik 3,8% pada Maret.

Kenaikan biaya makanan olahan, barang tahan lama, dan biaya telekomunikasi memberikan kontribusi terhadap inflasi.
"CPI inti kemungkinan akan tetap di level 3,0%-3,5% hingga musim panas ini karena biaya sumber daya yang tinggi dan dampak dari melemahnya yen," kata Saisuke Sakai, kepala ekonom Mizuho Research and Technologies.

Namun, "Di paruh kedua tahun fiskal ini dan seterusnya, kenaikan CPI inti kemungkinan melambat. Ini mencerminkan penurunan harga barang impor dipimpin oleh harga energi," katanya sebelum rilis data. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik