Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PT PII berpartisipasi pada kegiatan Rountable Discussion bertema “Breaking barriers - Scaling the sustainable finance agenda in Asia-Pacific” yang diselenggarakan oleh The Assets pada 5 Mei lalu di Incheon, Korea Selatan.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari The 56th Annual Meeting of Asian Development Bank (ADB) yang dilaksanakan pada 2-5 Mei lalu di kota yang sama.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama PT PII, M Wahid Sutopo, menjadi salah satu panelis bersama dengan Director General Private Sector Operations Department ADB Suzanne Gabour, Director Private Sector Facility Green Climate Fund Kavita Sinha.
Baca juga: PT PII dan Pemda DIY Jajaki Minat Pasar untuk Proyek TPA Sampah Piyungan
Selain itu, hadir pula Vice President Sustainable Finance Regional Manager APAC Moody’s Investors Service Jeffrey Lee, Managing Executive Officer & Co-Head of The Asia Pacific SMBC Rajeev Kannan, dan Regional Head of Infrastructure, South Asia, International Finance Corporation Jason Brett Pellmar.
Kegiatan The Assets Roundtable Discussion ini menjadi suatu wadah diskusi mengenai perekonomian di Asia-Pasifik yang dalam tiga tahun terakhir merasakan dampak terberat dari keadaan darurat kesehatan global pascapandemi covid-19.
Kini perekonomian tengah bangkit dengan melakukan kerja sama yang efektif antara pemerintah dan sektor swasta untuk merancang pemulihan ekonomi untuk mengembalikan predikat kawasan ini sebagai kawasan dengan pertumbuhan pembangunan tercepat di dunia.
Baca juga: Gandeng Guru Binar, Penjaminan Infrastuktur Indonesia Tingkatkan Kemampuan Guru
Wahid Sutopo menyampaikan bahwa sesuai mandatnya sebagai Spesial Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, PT PII terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur
Menurut Wahid, khususnya dalam rangka pemerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang saat ini masih menjadi tantangan, seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19.
Salah satu cara untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan mendukung pembiayaan inovatif bukan hanya untuk proyek infrastruktur besar namun juga untuk proyek berskala kecil di daerah pada tingkat kabupaten.
Terkait hal itu, salah satu yang sudah direalisasikan adalah di Kabupaten Madiun dengan proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk Alat Penerangan Jalan (APJ).
Baca juga: Skema Pembiayaan Infrastruktur di Indonesia Perlu Diperluas
Proyek berskala kecil APJ ini merupakan bentuk komitmen PT PII dalam mendukung sustainable finance, di mana proyek ini memenuhi aspek ESG dengan green energy yang diusungnya.
"Dengan adanya cerita sukses ini, PT PII telah mengajak pemerintah kota dan kabupaten lainnya untuk dapat ikut serta melaksanakan pembangunan proyek kecil lainnya dengan skema KPBU," kata Sutopo, seperti disampaikan dalam siaran pers, Senin (8/5).
"Kami terus berupaya membantu pemerintah daerah, pihak swasta, pihak investor/lender dan stakeholders terkait dalam pengembangan kapasitas hingga pendekatan dari sisi regulasi untuk terus mengimplementasikan KPBU berskala kecil tersebut,” papar Sutopo.
Baca juga: PT PII Distribusikan Donasi Peduli Ramadan kepada Masyarakat Prasejahtera
Selain itu, Sutopo juga menyampaikan bahwa potensi dan peluang kerja sama dari pembiayaan hijau di Indonesia sangat besar.
Terkait hal itu, PT PII berkomitmen untuk terus meningkatkan pemahaman lewat berbagai program capacity building untuk menarik minat calon investor untuk berinvestasi dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
“Dalam rangka mendukung sustainable finance, PT PII senantiasa memastikan setiap proyek yang akan didukung dapat memenuhi prinsip-prinsip keberlanjutan, di mana kami memiliki indikator dari sisi environment, social, dan governance (ESG) yang perlu dipenuhi oleh sebuah proyek untuk membantu adanya penjaminan yang kami lakukan," terangnya.
"Dengan memperhatikan pemenuhan kriteria ESG sejak awal, diharapkan menjadi semakin menarik minat investor dan semakin mudah dan murah dalam memperoleh pembiayaan,” tambah Sutopo.
Selain berpartisipasi dalam agenda diskusi, dalam rangkaian The 56th Annual Meeting of ADB tersebut, Direktur Utama PT PII juga mengadakan beberapa pertemuan dengan para stakeholder, salah satunya dengan pihak ADB Indonesia.
ADB juga berperan aktif dalam mendukung pembiayaan di berbagai proyek infrastruktur, untuk berdiskusi mengenai berbagai potensi ke depan khususnya untuk mendukung proyek infrastruktur yang sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. (RO/S-4)
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dalam laporannya menyebut sedikitnya 48 perusahaan yang diduga membantu operasi militer dan sistem pendudukan Israel.
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
PERUSAHAAN didorong terus menjalankan strategi PR digital yang adaptif, efektif, dan berdampak bagi kemajuan bisnis maupun masyarakat luas.
PEKERJA adalah aset utama. Melalui lingkungan kerja yang positif dan kolaboratif, perusahaan perlu membangun fondasi kokoh bagi pertumbuhan bisnis dan peningkatan kualitas layanan.
Indodana Finance meraih penghargaan dalam ajang bergengsi Innovative Future Finance Awards 2025.
Akses terhadap fasilitas pembiayaan hunian yang terbatas menjadi salah satu hambatan terbesar dalam penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia
BNI menggandeng PT Republik Korpora Indonesia (Republikorp) untuk menyediakan layanan perbankan dan solusi keuangan terintegrasi bagi pengembangan industri pertahanan nasional.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
Menjelang peluncuran resminya pada 19 Juni 2025, Asthara Skyfront City menjalin kerja sama strategis dengan empat lembaga keuangan terpercaya.
Fundtastic bersama BPR Indomitra Pertiwi dan mitra keuangan Pintek, resmi menjalin kolaborasi strategis dengan Shipper, salah satu perusahaan teknologi logistik dan manajemen gudang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved