Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
Kharim Indra Gupta Siregar, Direktur Utama Bank Jago, menyatakan tidak melanjutkan lagi kepemimpinannya di bank digital berbasis ekosistem pertama di Indonesia itu.
Bankir yang telah lama malang melintang di dunia perbankan bakal meneruskan passion-nya di bidang teknologi dan digital.
Dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada BEI, manajemen Bank Jago menginformasikan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada 25 mendatang. Salah satu agendanya berisikan pengusulan perubahan susunan direksi.
“(Berlaku) Efektif setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada 25 Mei mendatang ,” ujar Kharim Siregar kepada sejumlah wartawan di acara silaturahmi Lebaran dengan jajaran Direksi dan Komisaris Bank Jago di Menara BTPN, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (3/5).
Setelah menyatakan pamit dari bank yang ia pimpin sejak November 2019 itu, Kharim bercerita akan meneruskan mimpi dan menuangkan kreativitasnya di bidang teknologi dan digital. Alumni ITB ini memiliki passion yang sangat tinggi terutama dalam hal adopsi teknologi di industri jasa keuangan.
“Clue-nya, saya tidak akan pergi jauh jauh dari Bank Jago. Pokoknya, tunggu tanggal mainnya saja, kita pasti akan ketemu lagi,” kata Kharim dengan senyum khasnya.
Kharim belum mau bercerita lebih jauh tentang rencananya itu karena menganggap terlalu dini untuk disampaikan. Ia hanya bilang, perkembangan teknologi yang pesat menghadirkan peluang tersendiri bagi para pelaku teknologi,
“Termasuk saya yang memiliki kemampuan dan minat khusus di bidang ini. Dengan melihat perkembangan tersebut, saya memiliki aspirasi dan dorongan untuk mengeksplorasi lebih dalam, terutama penerapan teknologi di industri jasa keuangan,” kata mantan direktur IT di sejumlah bank nasional ini.
Meski terasa mengejutkan, sejatinya suksesi sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Buktinya, pemegang saham Bank Jago juga telah menunjuk calon penggantinya, yakni Arief Harris Tandjung yang saat ini duduk sebagai Wakil Direktur Utama Bank Jago. Arief mulai memimpin bank ini setelah meraih restu pemegang saham dan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.
Arief juga bukan orang baru. Ia bersama sama Kharim ikut membesarkan BTPN dan kemudian mengembangkan Bank Jago. Jauh sebelum itu, lulusan teknik elektro Universitas Indonesia berusia 51 tahun ini telah berkarir di banyak bank, antara lain Bank Danamon, Standard Chartered dan Bank Permata. Berbeda dengan Kharim yang terkenal sebagai bankir spesialis IT, Arief justru lebih banyak menghabiskan perjalanan karirnya di bidang finance.
“Kharim sudah membangun fondasi Bank Jago yang sangat kokoh, berfundamental baik dan memiliki posisi tersendiri di industri bank digital sebagai tech-based bank yang mampu tertanam dalam ekosistem. Tugas saya adalah merawat dan meneruskan legacy beliau serta membawa bank ini ke level yang lebih tinggi lagi,” kata Arief di acara yang sama.
Rekam jejak Kharim terlihat dengan jelas dalam pencapaian Bank Jago. Di penghujung periode kepemimpinannya, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 7,8 juta, termasuk lebih dari 6,1 juta nasabah funding melalui Aplikasi per April 2023. Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 9,28 triliun dengan total penyaluran kredit serta pembiayaan syariah menembus Rp10,84 triliun.
Tak berlebihan jika bank yang tadinya merugi selama enam tahun berturut-turut bisa mencetak laba hanya dalam jangka waktu dua tahun. Bank Jago pun menjadi bank digital di Indonesia yang berhasil meraih profit tercepat.
Pondasi dan kuda-kuda kokoh yang dibangun di masa kepemimpinan Kharim adalah terintegrasinya Bank Jago dengan ekosistem raksasa GoTo yang memiliki tiga bisnis utama, yakni Gojek, GoPay, dan Tokopedia. Tiga entitas bisnis terbesar di e-commerce Indonesia. Bank Jago juga terintegrasi dengan ekosistem bidang investasi, yakni dengan perusahaan sekuritas Stockbit dan Aplikasi Reksadana Online Bibit.id.
Di samping membangun ekosistem, Bank Jago Bank Jago juga berkolaborasi dengan sejumlah institusi otomotif, yakni BFI Finance dan PT Carsome Indonesia.
Tercatat, hingga akhir 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi yang berasal dari startup digital, multifinance, hingga institusi keuangan digital lainnya. Adapun sebanyak 32 institusi bekerja sama dengan Bank Jago dalam penyaluran partnership lending. (E-1)
Berkembangnya globalisasi di era disrupsi memberikan perhatian penting dalam organisasi dan manajemen bisnis. Karenanya, salah satu aspek penting ialah kepemimpinan entrepreneurial.
Perusahaan dengan lebih banyak perempuan di posisi manajemen senior cenderung lebih optimistis terhadap pertumbuhan bisnis.
Banyak perusahaan harus menghadapi biaya yang tinggi, birokrasi rumit, serta kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan tenaga kerja yang terampil.
Forum Fasilitas Produksi Migas (FFPM) 2024 yang diadakan selama 3 hari di Hotel The Westin Surabaya
Secara keseluruhan, ilmu manajemen telah berkembang dari pendekatan yang sederhana dan reaktif menjadi lebih strategis dan terintegrasi dengan teknologi.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat tata kelola perusahaan, RUPST menyetujui penunjukan Loh Kok Leong sebagai Komisaris Perseroan.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)-Surge mengumumkan perubahan struktur manajemen PT Solusi Sinergi Digital Tbk.
Indonesia Financial Group (IFG) dan PT Bahana Kapital Investa selaku pemegang saham PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) merombak jajaran direksi IFG Life setelah mengakuisisi Mandiri Inhealth.
Great Eastern Life Indonesia turut mencatatkan total premi terkumpul sebesar Rp3,7 triliun, atau meningkat 17% dari tahun sebelumnya.
Eka Suhendra menggantikan posisi Wisnu Medan Santoso yang resmi menjadi SVP of Business Development PT Pertamina (Persero) per Januari 2024 lalu.
Dewan Pengawas Bayer AG telah resmi menunjuk Bill Anderson sebagai CEO (Chief Executive Officer) Bayer, efektif per 1 Juni 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved