PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim (BJTM) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,54 triliun pada akhir 2022.
Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto serta Direktur IT Digital Zulhelfi Abidin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, menyampaikan laba tersebut ditopang oleh penyaluran kredit perseroan yang mencapai Rp46,19 triliun selama 2022.
Dia menjelaskan pertumbuhan penyaluran kredit tersebut diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, yang mana rasio Loan At Risk (LAR)
melandai di angka 4,81 persen pada 2022, dari sebelumnya 6,57 % pada 2021.
Selain itu, rasio non performing loan (NPL) gross Bank Jatim juga ikut menurun di angka 2,83 %, berbanding 4,48 % pada tahun
sebelumnya.
Dengan demikian, penurunan rasio NPL dan LAR tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa kualitas kredit Bank Jatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda ada recovery dari beberapa sektor ekonomi.
Dalam kesempatan ini, pihaknya menyampaikan aset perseroan tumbuh 2,29 % year on year (yoy) menjadi Rp103,03 triliun selama 2022.
Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Desember 2022 di antaranya, Return On Asset (ROA) sebesar 1,95 %, Return on Equity (ROE) sebesar 16,24 % dan Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,11 %.
Selama 2022, Bank Jatim meraih total 44 penghargaan dari 36 ajang penghargaan yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah, regulator,
serta instansi media.
Salah satu penghargaan prestisius yang berhasil diraih yaitu dari Ditjen Perbendaharaan Kanwil Jatim sebagai Peringkat I Bank Penyalur KUR Terbaik.
Soal KUB
Adapun Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan bahwa pihaknya menyediakan anggaran Rp1 triliun untuk menyuntikan dana kepada bank yang mau bergabung dalam Kelompok Usaha Bank (KUB).
Saat ini Bank Jatim telah berhasil menggaet Bank NTB Syariah untuk ikut dalam KUB. Bank Jatim bakal melakukan penempatan Rp50 miliar hingga Rp100 miliar nantinya di bank itu.
"Kita masih terbuka dengan bank lainnya. Kita memang ingin menjadi hub bagi perbankan di kawasan Indonesia Timur," ujar Busrul.
Penyertaan hingga Rp1 triliun bila dapat diserap tidak akan menggerus permodalan Bank Jatim secara siginifikan. CAR Bank Jaiim akan berada di level 22,6% atau lebih tinggi dari batasan yang ditetapkan perseroan yakni 20%. "Jadi dari sisi permodalan kami masih cukup kuat untuk ekspansi, baik kredit maupun KUB," tandasnya. (Ant/E-1)