Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membuka opsi untuk persetujuan impor kereta rel listrik (KRL) tidak baru dari Jepang. Sebelumnya, izin impor tersebut terganjal karena masalah tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana mengganti 10 rangkaian (transet) KRL yang pensiun di tahun ini. "Importasi tetap ada dalam opsi, walaupun tidak prioritas apalagi barang bekas," kata Agus dalam keterangan yang diterima wartawan, Minggu (5/3).
Menurutnya, pengadaan KRL tidak melulu harus impor. Melainkan bisa dilakukan dengan upaya retrofit atau penambahan teknologi dan fitur baru pada sistem lama.
"Kebijakan ini bisa berupa retrofit atau gabungan dengan importasi. Ke depan kasus seperti ini apalagi impor tidak boleh terulang lagi," tegas Menperin.
Ia mendorong PT KCI agar membuat perencanaan matang yang bersifat jangka panjang terkait pengadaan KRL agar pelayanan transportasi publik terjaga. Penumpang KRL Jabodetabek memiliki animo tinggi yakni dengan 1,2 juta penumpang tiap harinya. "Catatan terpenting adalah perencanaan kebutuhan kereta api harus lebih terstruktur dan sistematis, sehingga semua stakeholder siap," ucapnya.
Menperin menambahkan penggunaan TKDN juga mesti diperhitungkan dalam pengadaan barang agar tercipta penyerapan tenaga kerja dalam negeri.
KCI diketahui telah memesan 16 transet kereta ke PT Industri Kereta Api (Inka) senilai Rp4 triliun. Namun, kereta baru dari Inka baru beroperasi pada 2025 mendatang. Sementara, pengadaan KRL baru dibutuhkan tahun ini untuk menggantikan kereta yang pensiun. (OL-12)