KEMENTERIAN Keuangan (Kemenkeu) dinilai mengelola manajemen komunikasi krisis dengan baik dalam menghadapi sorotan publik ekses penganiayaan David Ozora oleh Mario Dandy Satrio, putra Rafael Alun Trisambodo yang juga pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
"Respons yang cepat dan tepat sudah dilakukan oleh pihak Kemenkeu dalam menangani krisis dan tidak semua kementrian dapat memberikan respons yang cepat terkait sebuah permasalahan," kata dosen Ilmu Komunikasi Universitas Telkom Bandung, Catur Nugroho, saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
"Hal ini, menurut saya, karena ketegasan yang ditunjukkan Menkeu (Menteri Keuangan) dalam menjalankan tugasnya sehingga jajaran di bawahnya juga dapat memberikan respons yang cepat dalam menghadapi krisis," sambungnya.
Menurut Catur, Kemenkeu dalam sejumlah kesempatan dan wahana terus memberikan keterangan sebagai upaya menjawab pertanyaan dan keraguan publik atas kekayaan dan gaya hidup para pegawai pajak yang tidak memiliki sense of crisis dengan keadaan masyarakat saat ini. Meskipun demikian, berbagai tindakan itu dinilai belum menjawab keraguan publik sepenuhnya.
"Kemenkeu belum dapat menjawab keraguan publik terhadap gaya hidup dan kekayaan para pejabat di Ditjen Pajak karena fenomena ini seperti 'gunung es' yang baru terlihat permukaannya saja," paparnya.
Oleh sebab itu, Catur menyarankan Menkeu, Sri Mulyani, harus melakukan upaya ekstra. Tidak sekadar menekankan agar pegawai Kemenkeu hidup sederhana.
"Menurut saya, selain menekankan gaya hidup yang sederhana untuk para ASN di lingkungan Kemenkeu, perlu juga diperintahkan untuk melaporkan harta kekayaan sebagai penyelenggara negara secara jujur dan sebenar-benarnya sehingga tidak menimbulkan kecurigaan masyarakat," tuturnya. (OL-13)