Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/3) sore ditutup menguat seiring dengan menurunnya inflasi dalam negeri secara bulanan. IHSG ditutup menguat 1,70 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.844,9. Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,85 poin atau 0,30% ke posisi 945,8.
"Dari sisi lain, pergerakan IHSG juga dipengaruhi pergerakan bursa global. Bursa Amerika Serikat (AS) terkoreksi akibat consumer confidence yang turun, Namun dari bursa Asia bergerak positif akibat membaiknya PMI manufaktur Tiongkok," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari 2023 sebesar 0,16% month to month (mtm) atau lebih rendah dibandingkan Januari 2023 yang sebesar 0,34% mtm. Menurut kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi bulanan terbesar Februari 2023 yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,16%. "Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar di antaranya beras, rokok kretek filter, bawang merah, cabai merah, dan rokok putih," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.
Secara tahunan, inflasi mencapai 5,47% year on year (yoy) pada Februari 2023 atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,24 pada Februari 2022 menjadi 114,16 pada Februari 2023. Dibuka menguat, IHSG cenderung bergerak di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu keuangan paling tinggi mencapai 0,59% diikuti sektor teknologi dan sektor barang konsumen nonprimer naik masing-masing 0,58% dan 0,03%. Sedangkan delapan sektor terkoreksi yakni transportasi turun paling dalam minus 1,70% diikuti properti dan barang konsumen primer yang masing-masing minus 0,69% dan 0,69%.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu FUTR, AMAN, VAST, MKTR, dan RAFI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BRPT, CBRE, KRYA, ZATA, dan GIAA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.104.632 kali transaksi. Saham yang diperdagangkan sebanyak 17,50 miliar lembar senilai Rp8,98 triliun. Harga 221 saham naik, 286 saham menurun, dan 222 tidak bergerak. Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 70,90 poin atau 0,26% ke 27.516,5, indeks Hang Seng menguat 848,72 poin atau 4,29% ke 20.634,6, indeks Shanghai naik 32,74 poin atau 1,00% ke 3.312,3, dan indeks Strait Times melemah 2,06 poin atau 0,06% ke 3.260,5. (Ant/OL-14)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Konflik Iran-Israel berpotensi membawa dampak langsung ke pasar keuangan global, termasuk ke pasar saham Indonesia. Kemarin IHSG terkoreksi 1,74%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibuka melemah 4,73 poin atau 0,07% ke posisi 7.103,06.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 17 Juni 2025, dibuka menguat 6,04 poin atau 0,08% ke level 7.161,89.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Gigih mengatakan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei silam, perekonomian Jatim pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,00%.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved