Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WAKIL Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji menilai di tengah naiknya harga CPO internasional, pemerintah harus mengeluarkan subsidi minyak goreng yang lebih besar jika Minyakita masih dijual pada harga Rp14.000.
Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar PTPN Holding sebagai BUMN yang bergerak di bidang pengelolaan dan pemasaran hasil perkebunan, dapat memberikan opsi lain bagi masyarakat seperti dengan menggunakan minyak makan merah.
Menurutnya, dengan adanya opsi minyak makan merah dengan harga yang lebih terjangkau untuk konsumsi masyarakat.
Hal tersebut tentunya juga dengan disertai kajian yang mendalam terkait kandungan dan keamanan minyak makan merah yang merupakan produk minyak sawit mentah yang setelah proses penyulingan tidak melanjutkan ke proses-proses selanjutnya.
"Tadi sempat ada opsi dan kami tadi meminta secara khusus ke PTPN Holding supaya ada opsi lain yaitu keberadaan minyak merah yang harganya lebih rendah lagi," jelasnya.
"Kalau itu bisa disediakan ternyata berdasarkan kajian minyak merah itu vitaminnya lebih banyak, kandungan gizinya lebih baik, dan mudah-mudahan rasanya juga tidak terlalu berbeda jauh dengan minyak-minyak konvensional," ujar Sarmuji kepada Parlementaria usai pertemuan dengan PTPN, BRI, BNI dan PNM di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/2).
Baca juga: Sawit RI Masih Dominasi Pasokan Minyak Nabati Global 2023
Adanya minyak makan merah yang dapat dikonsumsi masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau menurutnya akan memberikan opsi yang baik di tengah kelangkaan minyak di pasaran juga di tengah naiknya harga CPO yang terjadi.
Sebab saat ini diketahui dengan naiknya harga CPO juga telah menimbulkan disparitas harga yang tinggi antara minyakita dengan minyak premium. Sehingga masyarakat memilih minyak yang lebih terjangkau.
"Itu akan memberikan opsi baik, akan terjadi juga migrasi barangkali dari minyak kita ke minyak merah, karena harganya jauh lebih murah daripada minyak kita juga. Kalau itu bisa dipercepat proses pembuatannya bisa diproduksi secara masal, Insyaallah proses kelangkaan minyak di pasaran itu akan bisa kita atasi," imbuh politikus Fraksi Golkar tersebut. (RO/OL-09)
MASA depan industri sawit Indonesia sungguh tragis.
Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok, menyatakan pihaknya tidak mendukung sikap Uni Eropa yang melarang impor produk minyak kelapa sawit (CPO), termasuk dari Indonesia.
PEMERINTAH Belanda tidak mendukung langkah Uni Eropa melarang impor produk minyak kelapa sawit mentah (CPO) Indonesia ke Eropa.
Impor minyak sawit mentah akan secara efektif menarik pajak 35,75% dibandingkan sebelumnya 30,25%.
Sekretaris Jenderal Gapki Eddy Martono mengatakan Indonesia siap memberi tambahan pasokan kepada Tiongkok.
Kebijakan dunia di bidang energi yang hanya megizinkan bahan bakar ramah lingkungan harus direspons cepat agar Indonesia tidak tertinggal dan kalah bersaing dengan negara lainnya.
Pembangunan pabrik minyak makan merah di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas lahan 3.018 ha dengan rencana kapasitas produksi minyak makan merah mencapai 0,5 ton per jam.
Minyak Makan Merah adalah produk turunan minyak sawit yang berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional yang tak hanya bisa menggoreng tapi juga jadi suplemen
KEBERADAAN pabrik minyak makan merah di Desa Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, diharapkan memberikan nilai tambah signifikan bagi petani sawit.
Minyak Makan Merah merupakan inovasi dari produk turunan kelapa sawit selain CPO, yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan multifungsi.
Langkah itu merupakan strategi untuk menjaga harga jual tandan buah segar (TBS) di tingkat petani tetap stabil.
Dalam kurun tiga bulan ke depan, Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah, agar bisa di-launching pada Januari 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved