Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pabrik Pupuk NPK di Aceh Tunjukan Komitmen BUMN Perkuat Ketahanan Pangan

M Ilham Ramadhan Avisena
10/2/2023 22:29
Pabrik Pupuk NPK di Aceh Tunjukan Komitmen BUMN Perkuat Ketahanan Pangan
Ilustrasi(Antara)

PERUSAHAAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor penyediaan pupuk menyatakan siap memperkuat industri pupuk yang berperan strategis dalam ketahanan pangan nasional.

Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pabrik pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/2).

Pabrik milik anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) tersebut mempunyai kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun dan dipastikan menambah kapasitas produksi pupuk NPK nasional serta memenuhi sebagian kebutuhan pupuk NPK di Sumatera Bagian Utara.

"Pengoperasian pabrik pupuk khusus NPK ini bukti komitmen, sekaligus menjalankan amanat konstitusi dan arahan Presiden dalam penyediaan pupuk yang strategis dalam ketahanan pangan demi mendukung visi Indonesia Emas 2045," kata Erick.

"Keberadaan pabrik ini diharapkan tak hanya memenuhi sebagian kebutuhan pupuk nasional untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga menjaga stabilitas harga pangan nasional," tambahnya.

Erick menyampaikan, saat ini total kapasitas produksi pupuk jenis NPK di Pupuk Indonesia Group mencapai 3,2 juta ton per tahun. Kehadiran pabrik NPK baru menjadikan total kapasitas produksi PI Group menjadi 3,7 juta ton. Proyeksi kebutuhan NPK nasional mendekati 13,5 juta ton yang sebagian besar dipenuhi produsen NPK swasta dan produk impor.

Dalam pendayagunaan pabrik pupuk NPK tersebut, lanjut Erick, semua proses kimia yang digunakan merupakan hasil karya anak bangsa karena dikerjakan oleh Petrokimia Gresik yang juga anak perusahaan Pupuk Indonesia, dan kontraktornya adalah BUMN, yaitu PT PP.

Terlebih pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp1,67 triliun itu juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.189 orang selama masa proyek dan 240 orang di fase operasional.

"Dengan segala keunikan dan kelebihannya, proyek ini akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat Aceh dan diproyeksikan menambah produk domestik regional bruto (PDRB) Aceh sebesar 4,13%," terang Erick.

Dia juga menyampaikan, PT PIM juga berhasil melakukan reaktivasi pabrik urea PIM-1. Pabrik berkapasitas terpasang 570 ribu ton per tahun ini sebelumnya berhenti beroperasi sejak 2012 karena kehabisan pasokan gas. "Dengan pengaktifan kembali, PIM-1 siap membantu memenuhi kebutuhan urea nasional," tuturnya.

Erick menyebut hal itu sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 dan prioritas kerja pemerintah. Untuk ketahanan pangan, BUMN Pupuk Indonesia terus menggenjot kapasitas dan diversifikasi produksi untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Tanah Air.

Erick mengatakan Pupuk Indonesia pada 2022 telah mengoperasikan kembali Pabrik PIM I yang pada 2005 sempat berhenti beroperasi sehingga total kapasitas produksi urea sebesar 1,14 juta ton per tahun dan Ammonia sebesar 726 ribu ribu ton per tahun.

"Pabrik NPK ini sebagai bagian dari untuk diversifikasi produk untuk peningkatan pendapatan dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman di wilayah Sumatera dan Indonesia bagian Barat," jelasnya.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengungkapkan, pihaknya siap mendukung program Menteri BUMN dalam ketahanan pangan nasional. "Selain pabrik NPK PIM ini, kami juga akan mendirikan Pabrik Urea Pusri 3B di Palembang dan pengembangan industri pupuk di Papua," ungkapnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya