Senin 06 Februari 2023, 22:31 WIB

Musim Dingin Tidak Ekstrem Seperti yang Dikhawatirkan, Harga Komoditas Energi Stabil

Fetry Wuryasti | Ekonomi
Musim Dingin Tidak Ekstrem Seperti yang Dikhawatirkan, Harga Komoditas Energi Stabil

Ist
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.

 

BADAN Pusat Statistik (BPS) mengingatkan bahwa sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2022 ditopang oleh tingginya harga komoditas. Namun tahun 2023, harga komoditas sudah mulai melandai, sehingga dikhawatirkan kondisi ekonomi akan lebih suram. Selain itu juga geopolitik perekonomian Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan strategi pemerintah untuk mengatasi kondisi ini dan agar pertumbuhan ekonomi 2023 bisa terjaga.

Menurutnya, dari kondisi cuaca, pada musim dingin ini, ternyata cuacanya tidak ekstrem. Artinya kekhawatiran kenaikan harga energi tidak akan setinggi yang diperkirakan. Sehingga harga energi relatif lebih stabil. Kedua, terkait dengan beberapa harga komoditas yang diperkirakan akan melandai, dia katakan posisinya masih relatif tinggi.

"Kami memonitor harga copper and gold terpantau sudah naik sekitar USD 1.900 per troy ons. Sehingga kami melihat, sampai dengan 6 bulan ke depan, harga komoditas relatif belum normal seperti sebelum pandemi covid-19," kata Airlangga, dalam konferensi pers, Senin (6/2).

Baca juga: Bertemu Airlangga, Menteri Ekspor Inggris Siap Investasi di Indonesia

Kemudian dari supply-demand juga terpantau masih "shortage" atau permintaan masih tinggi, terutama juga termasuk dengan harga gas tidak ada pengganti energi yang bisa plug-in secara cepat. Beberapa komoditas juga masih terpengaruh persoalan geopolitik yang belum selesai. Pasokan biji-bijian dan pasokan pupuk dari Rusia, belum akan masuk ke pasar global.

"Dengan situasi seperti ini Indonesia masih optimistis bahwa harga komoditas pasti akan membantu, walaupun tidak setinggi di periode 2022," kata Airlangga.

Selanjutnya, mobilitas relatif meningkat sehingga konsumen di dalam negeri sudah kembali mengkonsumsi dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lebih dari 51%. Dengan kembalinya konsumsi domestik, tentu akan membuat daya tahan dari ekonomi Indonesia. (OL-17)

Baca Juga

Ist

Tokopedia: Selama Ramadan, Penjualan Baju Muslim Naik Empat Kali Lipat

👤mediaindonesia.com 🕔Jumat 31 Maret 2023, 21:08 WIB
Fesyen, termasuk Fesyen Muslim, menjadi salah satu kategori yang paling banyak diburu masyarakat selama awal Ramadan 2023. Tren ini sama...
Antara/Galih Pradipta

Tiket Kereta Cepat Diminta Terintegrasi dengan LRT Jabodebek

👤Insi Nantika Jelita 🕔Jumat 31 Maret 2023, 20:42 WIB
"Tiket integrasi ini perlu. Saat berpindah dari LRT ke kereta cepat, tidak usah beli tiket...
MI/ADAM DWI

ESDM Ungkap Strategi Hilirisasi Mineral untuk Capai Indonesia Maju 2045

👤Insi Nantika Jelita 🕔Jumat 31 Maret 2023, 20:23 WIB
Kementerian ESDM menargetkan akan ada tambahan 17 smelter di tahun...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya