Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PEMERINTAH didoronG mengoptimalisasi sektor-sektor potensial guna menghasilkan investasi yang berkualitas. Langkah ini bertujuan agar modal yang tertanam di dalam negeri berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja nasional.
Associate Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan menilai, Indonesia sejauh ini terlalu fokus pada pencapaian angka investasi. Padahal esensi dari penanaman modal lebih dari pada sekadar besaran nilai yang dapat diperoleh.
"Persoalan kita adalah lebih melihat dari angka investasi, bukan dari kualitas investasi yang masuk. Karena kalau kita lihat, dari investasi yang masuk itu bergerak ke sektor tersier, bukan yang sekunder atau primer," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu (25/1).
"Kalau dari teori itu memang sektor sekunder dan primer yang menyerap tenaga kerja lebih besar. Misal, untuk sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan itu menyerap tenaga kerja cukup besar. Tapi memang sektor itu dinilai high risk bagi investor," tambahnya.
Karenanya, pengambil kebijakan didorong untuk bisa mencari cara agar sektor-sektor padat karya yang dinilai berisiko tinggi bagi investor menjadi menarik. Apa yang dilakukan pemerintah Thailand, kata Abdul, dapat ditiru oleh Indonesia.
Negeri Seribu Pagoda itu diketahui memberikan insentif yang cukup besar kepada investor yang mau menanamkan modalnya jauh dari ibu kota. Semakin jauh investasi dari Bangkok, makin besar pula insentif yang diterima oleh investor.
"Hal yang seperti itu mestinya juga bisa dilakukan di Indonesia, bagaimana kita bisa mendorong investor masuk ke sektor yang berisiko tinggi," terang Abdul.
Tingginya investasi di sektor berisiko tinggi dan padat karya dinilai menjadi salah satu faktor peningkatan penyerapan tenaga kerja. Dus, selain memperoleh pemerataan investasi, peningkatan kesejahteraan masyarakat juga dapat dirasakan.
Hal lain yang perlu dibenahi guna mendapatkan optimalisasi penyerapan tenaga kerja dari investasi ialah terkait regulasi dan stabilitas. "Setiap tahun kita selalu dihadapkan pada masalah buruh. Pemerintah perlu membenahi hal ini sehingga tidak lagi muncul demo-demo buruh yang seolah menjadi agenda tahunan," kata Abdul.
"Karena ketika tiap tahun terjadi demo, artinya ini memberikan cerminan bagi investor bahwa investasi di Indonesia itu mahal dan berisiko. Itu akan berdampak pada perpindahan investor dari Indonesia ke tempat lain, utamanya ke Vietnam," lanjutnya.
Namun terlepas dari pekerjaan rumah tersebut, Abdul menilai target investasi yang ditetapkan sebesar Rp1.400 triliun tahun ini masih dapat tercapai. Itu karena perekonomian Indonesia diprediksi akan berada di dalam kondisi yang relatif baik ketimbang banyak negara.
Selain itu, agenda hilirisasi industri yang digaungkan pemerintah dalam beberapa waktu terakhir juga dinilai menjadi faktor yang menarik bagi investor. Hanya, itu juga perlu didukung dengan kepastian hukum agar keyakinan penanam modal dapat meningkat. (OL-8)
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
Banyak investor saat ini cenderung bersikap wait and see, menunggu kebijakan suku bunga diturunkan untuk mulai mengalokasikan dana ke altcoin.
Bank Indonesia atau BI menilai keputusan tarif impor Amerika Serikat memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama karena memberikan kepastian bagi para investor
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved