Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENELITI dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran menilai kebijakan makro yang diambil pemerintah membuat Indonesia relatif aman dari resesi.
"Misalnya saja, untuk mengontrol inflasi, Indonesia tidak hanya menggunakan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia, tapi juga dibarengi dengan menjaga keterjangkauan harga pangan di pasar dan di tingkat petani," ujarnya dikutip dari siaran pers, Sabtu (21/1).
Hasran melanjutkan, dampak dari kebijakan itu dapat dilihat dari tingkat inflasi Indonesia yang berada di kisaran 5% selama tahun 2022 dengan tingkat suku bunga acuan kisaran 5,50%.
Di sisi lain, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di kisaran 30,1%, jauh dari batas aman 60% yang ditetapkan dalam undang-undang.
Cadangan devisa Indonesia juga berada dalam kategori aman, yaitu setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Walaupun begitu, sektor perdagangan sangat mungkin terdampak resesi global dan hal ini bisa menghentikan surplus neraca perdagangan yang sempat diraih Indonesia sejak awal 2020.
Surplus yang disebabkan oleh naiknya harga-harga komoditas seperti batu bara, nikel dan Crude Palm Oil (CPO) ini akan terhenti karena adanya penurunan permintaan dan harga untuk komoditas-komoditas tadi di pasar global.
Hasran mengatakan, penyebab utama resesi ekonomi kali ini adalah naiknya suku bunga bank sentral negara-negara kekuatan utama dunia sebagai upaya dalam menekan inflasi.
Baca juga: Perlu Diversifikasi Ekspor untuk Antisipasi Resesi Global
Dia juga melihat kondisi tersebut akan membuat industri membayar biaya bunga pinjaman yang lebih tinggi. Untuk meminimalisasi itu, industri akan lebih memilih mengurangi produksinya dan mengurangi jumlah tenaga kerja.
"Kondisi ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli karena masyarakat akan memprioritaskan konsumsinya pada hal-hal yang dianggap penting. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan sektor-sektor terkait," tutur Hasran.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan semenjak pulih dari pandemi covid-19, data kemiskinan per Maret 2022 menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,60% dibanding Maret 2021. Namun, ketika inflasi menghantam perekonomian kemiskinan kembali meningkat sebesar 0,03% di September 2022.
Masyarakat berpenghasilan rendah harus mengalokasikan konsumsinya pada pos-pos yang lebih penting berdasarkan skala prioritas, seperti mengurangi pengeluaran di luar konsumsi pangan. Di saat yang sama, pemerintah perlu mempertimbangkan alokasi bantuan sosial yang lebih terarah dan lebih menyasar masyarakat berpenghasilan rendah.
Berkurangnya permintaan di Eropa dan Amerika sebagai dampak dari krisis biaya hidup ini akan mempengaruhi produksi dan margin perusahaan-perusahaan multinasional atau perusahaan manufaktur di Indonesia.
"Dalam masa ini, perusahaan akan bisa saja melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sedangkan lapangan pekerjaan baru yang dibuka akan lebih sedikit," pungkas Hasran.(OL-5)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya menekan inflasi dengan mengendalikan kenaikan harga-harga barang dan jasa.
Hingga Oktober 2023, inflasi tahunan Kota Bandung berada pada posisi paling rendah di Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia menyatakan pada Oktober, inflasi masihcukup terkendali. Namun ada potensi kenaikan inflasi di minggu-minggu berikutnya.
Laju inflasi tahun ini sebetulnya diprediksi melandai. Namun perlu diantisipasi dampak risiko beberapa sektor yang akan memengaruhi inflasi.
PEMERINTAH daerah dan kalangan pebisnis di Jawa Barat optimistis investasi yang masuk ke wilayah ini pada 2024 masih akan tinggi.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung terus mengoptimalkan berbagai program untuk terus menjaga angka inflasi
PRESIDEN Maladewa Mohamed Muizzu merampingkan pemerintahannya sebagai langkah pemotongan biaya langsung untuk meringankan beban ekonomi nasional di tengah merosotnya cadangan devisa.
EKONOM LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh faktor bahwa Bank Indonesia perlu terus mengintervensi pasar agar nilai tukar rupiah relatif stabil.
Sesuai prediksi, Riset Valbury Sekuritas mengatakan bahwa pergerakan IHSG pada akhir pekan ini memang berpeluang besar menguat didukung oleh berbagai katalis positif yang memengaruhi.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Peningkatan posisi cadangan devisa pada April 2021 terutama dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved