MENTERI BUMN Erick Thohir menjelaskan ada peningkatan pendapatan usaha BUMN dari Rp1.613 triliun pada kuartal III 2021 menjadi Rp2.091 triliun di kuartal III 2022, atau tumbuh 29,6% yoy.
Laba konsolidasian BUMN pun tumbuh dari Rp61 triliun pada kuartal III 2021 menjadi Rp155 triliun pada 9 bulan pertama 2022 atau meningkat 154,1% secara year on year (yoy).
Baca juga: Erick Thohir Jadikan Pandemi Momentum Optimalkan Kinerja BUMN
"Kita punya modal yang kuat. Pendapatan usaha kita naik hingga kuartal III 2022. Memang belum tutup buku 2022, tapi saya yakin lebih baik dari 2021," ucap Erick di Kantor Kementerian BUMN, Senin (2/1)
Dalam data Kementerian BUMN, nilai aset seluruh perusahaan pelat merah tercatat tumbuh 9,0% yoy dari Rp8.767 triliun pada kuartal III 2021 menjadi Rp9.559 triliun pada kuartal III 2022.
Lalu, ekuitas seluruh BUMN telah mencapai Rp3.211 triliun hingga kuartal III 2022 atau tumbuh 26,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.537 triliun.
Mayoritas BUMN diklaim telah meninggalkan dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding modal dari 38% pada 2020, menjadi 34% pada kuartal III 2022.
"Kita kadang-kadang terjebak paradigma utang. Tapi, tenang kalau utang produktif itu enggak masalah. Yang bahaya itu utangnya yang dikorupsi, yang tidak jelas penggunaannya," imbuh Erick.
Menurutnya dengan menekan utang sebagai basis pertumbuhan bisnis merupakan langkah konkret dalam menyehatkan BUMN secara jangka panjang. (OL-6)