Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kementan: Pertanian Menjadi Bantalan Ekonomi Nasional Selama Tiga Tahun Terakhir

Despian Nurhidayat
01/1/2023 11:58
Kementan: Pertanian Menjadi Bantalan Ekonomi Nasional Selama Tiga Tahun Terakhir
Ilustrasi(Ist)

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir, sektor pertanian telah menjadi bantalan perekonomian nasional.

"Nilai ekspor pertanian mengalami peningkatan. Di 2021 mencapai Rp 625,04 triliun, meningkat 38,69% dibandingkan tahun 2020. Daya beli petani juga membaik. NTP terus meningkat dan bahkan Januari-Maret 2022 di atas 108," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Minggu (1/1).

Lebih lanjut, Kuntoro menjelaskan bahwa kebijakan dan program strategis Menteri Pertanian dalam peningkatan produksi pertanian telah berdampak pada serapan penggunaan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Untuk pembiayaan pertanian, KUR dimanfaatkan dalam mengatasi anggaran APBN yang terbatas.

"Selama tahun 2020 - 2022 kinerja KUR sektor pertanian memperlihatkan hasil menggembirakan. Realisasi KUR tahun 2020 mencapai Rp55,30 triliun. Artinya terealisasi 110,62% dari target Rp50 triliun. Dan tahun 2021 mencapai Rp85,62 Triliun, realisasinya 122,31% diatas target sebesar Rp70 triliun dan per 30 Oktober 2022 realisasi KUR mencapai Rp95,43 triliun, realisasinya 106,03% dari target Rp90 triliun," kata Kuntoro.

Selain itu, dia menyebutkan ketersediaan pangan strategis selama tahun 2020-2022 sangat baik. Salah satunya posisi stok beras pada akhir Desember 2020 mencapai 7,39 juta ton, sedangkan pada akhir Desember 2021 masih tersedia stok sebesar 9,63 juta ton.

"Data survei stok cadangan beras nasional, BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat stok beras pada 31 Maret 2022 sebesar 9,11 juta ton, 30 April sebesar 10,15 juta ton dan stok beras nasional akhit Juni 2022 sebesar 9,71 jita ton," sebutnya.

"Di berbagai kesempatan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dalam 3 tahun terakhir Indonesia tidak impor beras. Hal ini mendapatkan pengakuan atau penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) terhadap ketangguhan sistem pangan dan pertanian dan pencapaian swasembada beras selama 2019-2021 melalui penerapan inovasi teknologi padi," tambah Kuntoro.

Menurut Kuntoro, capaian keberhasilan sektor pertanian turut berdampak pada pengendalian inflasi. Data BPS mengungkpkan, tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2022 sebesar 3,55%, dan sampai Oktober 2022 inflasi di Indonesia masih terkendali yakni 5,71%.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kita dalam hal ini Kementan terus berupaya menjaganya melalui penyediaan pangan yang mencukupi. Strategi Baru menghadapi krisis pangan dunia yakni peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi seperti cabai dan bawang merah; serta untuk mengurangi impor seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi," tuturnya.

"Pengembangan pangan substitusi impor seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum; domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi. Dan peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur," pungkas Kuntoro. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya