Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
HARGA minyak anjlok lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (18/11/2022), tertekan oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif dan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di China menambah kekhawatiran permintaan di importir minyak mentah terbesar dunia itu.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari terpuruk 3,08 dolar AS atau 3,3 persen, menjadi menetap di 89,78 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah merosot 1,1 persen sehari sebelumnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 3,95 dolar AS atau 4,6 persen, menjadi ditutup pada 81,64 dolar AS per barel New York Mercantile Exchange, setelah jatuh 1,5 persen pada Rabu (16/11/2022).
"Ini semacam pukulan tiga kali lipat. Kami memiliki kasus COVID-19 yang meningkat di China, suku bunga terus meningkat di sini di AS dan sekarang kami memiliki pelemahan teknis di pasar," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard mengatakan aturan kebijakan moneter dasar akan mengharuskan suku bunga naik setidaknya ke sekitar 5,0 persen, sementara asumsi yang lebih ketat akan merekomendasikan suku bunga di atas 7,0 persen.
Dolar AS juga naik karena investor mencerna data ekonomi AS. Dolar yang lebih kuat membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
China melaporkan peningkatan infeksi COVID-19 setiap hari dan kilang-kilang China telah diminta mengurangi volume minyak mentah Saudi pada Desember, Reuters melaporkan, sementara juga memperlambat pembelian minyak mentah Rusia.
Meskipun beban kasus COVID-19 di China lebih kecil daripada negara lain, importir minyak mentah terbesar di dunia ini mempertahankan kebijakan ketat untuk meredam wabah awal, mengurangi permintaan bahan bakar.
Pada indikator teknis, kontrak berjangka bulan depan AS turun di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, memicu likuidasi oleh para dana, kata Kissler, menambahkan dia memperkirakan tekanan akan berlanjut awal minggu depan.
"Pasar benar-benar terperangkap dalam potensi kehancuran permintaan yang serius, dan kami pasti melihat perubahan mood ke sisi negatifnya," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures.
Polandia dan NATO pada Rabu (16/11/2022) mengatakan sebuah rudal yang jatuh di dalam negara itu mungkin ditembakkan oleh pertahanan udara Ukraina dan bukan serangan Rusia, meredakan kekhawatiran perang Rusia-Ukraina dapat meluas.
"Syukurlah, ketakutan itu telah mereda dan situasi menurun, yang membuat keuntungan minyak hilang," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA. "China tetap menjadi risiko penurunan minyak dalam waktu dekat."
Minyak mendapat dukungan dari angka resmi yang menunjukkan stok minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan 5 juta barel dalam pekan terakhir.
Pasokan juga mengetat pada November karena OPEC dan sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, menerapkan kontrol produksi terbaru mereka untuk mendukung pasar. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Lapangan Gas MDA di Selat Madura Mulai Beroperasi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Australia resmi menghentikan sementara sebagian layanan pengiriman pos ke Amerika Serikat terkait tarif impor.
Namun seraya mencatat bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara telah membaik, Trump tetap membuka peluang untuk tarif yang lebih tinggi, dan melontarkan ancaman terhadap ‘Negeri Panda’.
Korea Utara kembali melontarkan kecaman terhadap latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang tengah berlangsung.
Latihan militer gabungan Super Garuda Shield menyatukan lebih dari 6.000 pasukan dari 13 negara peserta.
Penggunaan senjata hanya diizinkan sebagai langkah terakhir dan terbatas pada situasi ancaman kematian atau cedera serius.
AFE menyoroti minimnya transparansi dan komunikasi dari pihak La Liga mengenai rencana membawa pertandingan domestik ke luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved