Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

BI Proyeksikan Inflasi Tahun Ini Mencapai 5,6%

Despian Nurhidayat
17/11/2022 16:56
BI Proyeksikan Inflasi Tahun Ini Mencapai 5,6%
Warga berbelanja kebutuhan pokok saat digelar operasi pasar.(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) pada akhir tahun 2022 akan mencapai 5,6% secara tahunan (yoy). Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan mencapai 3,5%.

"Kami proyeksikan inflasi dan inflasi inti lebih rendah dari Consensus Forecast. IHK di akhir tahun sekitar 5,6% dibandingkan Consencus Forecast 5,9%. Inflasi inti memang cenderung naik dan di akhir tahun mencapai 3,5%. Ini masih akan meningkat karena ada lack effect bisa mencapai 3,7% sampai kuartal I tahun depan," ungkapnya dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI secara virtual, Kamis (17/11).

Perlu diketahui, inflasi IHK pada Oktober 2022 tercatat sebesar 5,71% (yoy), masih di atas sasaran 3% plus minus 1%, meskipun lebih rendah dari prakiraan dan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,95% (yoy).

"Inflasi kelompok volatile food turun menjadi 7,19% (yoy) dan perlu penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk penurunan lebih lanjut," kata Perey.

Baca juga: BI naikkan suku bunga acuan 50 bps menjadi 5,25%

Inflasi administered prices tercatat sebesar 13,28% (yoy) dan menurut Perry perlu penguatan koordinasi untuk memitigasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan agar lebih rendah.

Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 3,31% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sejalan dengan dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan meningkatnya ekspektasi inflasi.

"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia akan memperkuat respons kebijakan moneter untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0% plus minus 1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya