Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Ekonom: Surplus Neraca Perdagangan Disebabkan Impor yang Melambat

Despian Nurhidayat
15/11/2022 15:56
Ekonom: Surplus Neraca Perdagangan Disebabkan Impor yang Melambat
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.(ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

KEPALA Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 yang tercatat US$5,67 miliar memang di atas perkiraan. Hal ini disebabkan oleh impor yang dikatakan melambat.

"Surplus perdagangan melebar karena impor tahunan tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan. Akibatnya, surplus perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 meningkat menjadi US$5,67 miliar dibandingkan US$4,97 miliar pada September 2022. Angka realisasi di atas perkiraan kami sebesar US$4,42 miliar dan perkiraan konsensus pasar sebesar US$4,50 miliar," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (15/11).

Lebih lanjut, secara kumulatif atau dari Januari sampai Oktober 2022, neraca perdagangan tercatat sudah surplus US$45,52 miliar, lebih besar dari surplus pada periode yang sama di tahun 2021 sebesar US$30,90 miliar dan sudah di atas surplus perdagangan setahun penuh 2021 sebesar US$35,42 miliar.

Meskipun neraca perdagangan terbukti telah mencatatkan surplus, Faisal menilai bahwa surplus perdagangan akan mengalami penyempitan ke depannya.

"Pertumbuhan impor telah mengikuti pertumbuhan ekspor, oleh karena itu kami mempertahankan pandangan kami bahwa surplus perdagangan cenderung menyempit ke depan," kata Faisal.

Baca juga: Neraca Perdagangan RI Hingga Oktober 2022 Surplus US$45,52 Miliar

Menurutnya, impor diperkirakan akan terus sejalan dengan ekspor untuk beberapa bulan ke depan di tengah pemulihan ekonomi yang kuat, yang menunjukkan peningkatan permintaan domestik.

Di sisi lain, tren kenaikan sebagian besar harga komoditas terlihat tertahan di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi global yang bersumber dari lonjakan inflasi global yang mengarah pada normalisasi moneter global yang semakin agresif, yang pada akhirnya dapat melemahkan permintaan global.

"Hal ini berisiko memberikan pelemahan kinerja ekspor," tuturnya.

Berkat surplus perdagangan yang relatif besar pada kuartal II 2022 dan kuartal III 2022, Faisal melihat neraca transaksi berjalan pada 2022 berpotensi membukukan surplus lebih besar dari perkiraan awal sebesar 0,45% dari PDB (Produk Domestik Bruto) atau kemungkinan mendekati 1% dari PDB.

"Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan realisasi Neraca Pembayaran kuartal III 2022. Kami memperkirakan neraca transaksi berjalan akan terus mencatat surplus sekitar 1,0% sampai 1,1% dari PDB. Hal ini dapat mendukung cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar Rupiah sampai taraf tertentu, dengan latar belakang arus keluar modal karena reli kenaikan suku bunga kebijakan global," pungkas Faisal. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik