Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH memastikan bakal terus bersinergi dan berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam menghadapi gejolak pasar keuangan global. Hal itu dibutuhkan untuk menjaga sektor keuangan nasional tetap terjaga dengan baik.
"Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus melakukan sinergi erat untuk menjaga dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya risiko keuangan global," ungkap Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adi Budiarso kepada Media Indonesia, Rabu (9/11).
Upaya untuk menjaga ketahanan sektor keuangan dalam negeri juga akan dilakukan pemerintah melalui beragam kerja sama multilateral. Ini diantaranya dilakukan melalui forum G20, dengan International Monetary Fund (IMF), Grup Bank Dunia, dan Dewan Stabilitas Keuangan (Financial Stability Board/FSB).
"Pemerintah dan BI dalam lingkup KSSK juga terus mempersiapkan coordinated policy response untuk memitigasi dampak risiko global dan menjaga momentum pemulihan ekonomi," jelas Adi.
Hal tersebut berkaitan dengan posisi cadangan devisa Indonesia yang terus mengalami penurunan dalam empat bulan terakhir. Pada Juni 2022 cadangan devisa tercatat sebesar US$136,4 miliar dan terus turun hingga Oktober menjadi US$130,2 miliar.
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia Dorong Kesepakatan Ketersediaan Pangan
Dus, dalam kurun waktu tersebut, cadangan devisa mengalami penurunan hingga US$6,2 miliar. Adi mengatakan, penurunan cadangan devisa disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan mendukung upaya stabilisasi rupiah.
Posisi cadangan devisa per Oktober 2022 itu setara dengan 5,6 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah. Ini disebut masih aman bila mengacu standar internasional, yakni cadangan devisa setidaknya harus bisa memenuhi kebutuhan 3 bulan impor.
Adi mengatakan, Indonesia saat ini terus berupaya menjaga stabilitas rupiah. Langkah ini dilakukan juga untuk menjaga keamanan cadangan devisa negara. "Saat ini memang sedang terjadi volatilitas nilai tukar global. Menguatnya dolar AS ke level tertinggi dalam 2 dekade terakhir menjadi pemicu pelemahan nilai tukar di banyak negara," urainya.
"Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di banyak negara. Bahkan, Poundsterling dan Euro sempat mengalami pelemahan terbesar dalam sejarah terhadap dolar AS," tambah Adi.
Untuk itu, respons yang dilakukan Indonesia dipastikan terukur. Ini bisa dilihat dari upaya BI dalam melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah yang disebut relatif berhasil.
"Upaya stabilisasi nilai tukar tersebut relatif berhasil. Meskipun melemah, kinerja rupiah masih relatif lebih baik dibandingkan dengan banyak negara lain, baik di kawasan Asia maupun global," pungkas Adi. (OL-4)
Ternyata, Indonesia pernah memiliki uang unik dan langka di dunia, lho! Uang ini berukuran seperti biji jagung dan juga ada uang yang cara pembuatannya dengan ditenun oleh putri-putri istana.
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Revolusi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat bertransaksi. Salah satu inovasi paling menonjol adalah munculnya sistem pembayaran tanpa batas.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Pada hari pertama Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEDKI), tantangan keamanan siber menjadi sorotan utama.
Rapat yang digelar pada Senin (28/1) kemarin pukul 16.30 WIB hingga 23.00 WIB membahas seluruh kondisi perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan dan penjaminan simpanan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso membenarkan bahwa sudah ada permintaan dari industri atau bank yang mau mengakuisisi dengan kepemilikan lebih dari satu bank.
Pelaksanaan pesta demokrasi yang berlangsung dengan aman dan damai turut serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap stabilitas sektor keuangan.
KSSK melihat bahwa tantangan utama yang dihadapi adalah mempertahankan momentum pertumbuhan serta memperbaiki current account deficit (CAD) di tengah melemahnya perekonomian global.
Risiko sistemik yang dimaksud, kata Menkeu, ditunjukkan dengan memburuknya indikator ekonomi dan keuangan.
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan stabilitas sistem keuangan nasional pada triwulan II- 2020 masih normal meskipun kewaspadaan meningkat di tengah pandemi covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved