Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Airlangga: Pertanian Jadi Buffer Perkonomian RI

Insi Nantika Jelita
14/8/2022 17:49
Airlangga: Pertanian Jadi Buffer Perkonomian RI
Petani mengangkut benih padi di persawahan wilayah Serang, Banten.(Antara)

MENJELANG HUT RI ke-77, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRR) sebagai pengakuan atas sistem pertanian-pangan yang tangguh dan swasembada beras 2019-2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sektor pertanian menopang pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat pada 2021 tumbuh 1,84% (year on year/yoy). Serta, berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28%.

Kemudian pada kuartal II 2022, sektor tersebut tumbuh positif 1,37% (yoy) dan berkontribusi 12,98% terhadap perekonomian nasional.

Baca juga: Jokowi Optimistis Indonesia Segera Swasembada Jagung

“Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik. Sehingga, sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer,” ungkap Airlangga dalam keterangannya, Minggu (14/8).

Berdasarkan data, tren positif sektor pertanian juga menjaga kesejahteraan petani dengan Nilai Tukar Petani (NTP) tertinggi pada Maret 2022, yakni 109,29. Sedangkan, NTP pada Juli 2022 tercatat sebesar 104,25.

Prognosa pangan nasional 2022, khususnya pada komoditas beras, menunjukkan surplus 7,5 juta ton. Hal ini melanjutkan tren positif swasembada beras, dengan produksi pada 2020 sebesar 31,4 juta ton. Lalu, pada tahun berikutnya sebesar 31,2 juta ton.

Baca juga: RI Capai Swasembada Beras, FAO Ucapkan Selamat

Adapun produktivitas padi nasional pada 2020 berada di angka 5,13 ton per hektare (ha). Untuk periode 2021, meningkat menjadi 5,23 ton per ha. Itu menunjukkan produksi beras nasional relatif stabil dari tahun ke tahun.

Serta, berdampak terhadap terjaganya harga beras nasional di tingkat konsumen. Namun, Airlangga juga mengakui swasembada beras yang telah dicapai, masih dihadapkan berbagai tantangan baik dari sisi hulu sampai ke hilir.

"Pemerintah terus meningkatkan berbagai upaya perbaikan. Seperti, peningkatan kualitas benih, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), penanganan pascapanen, hingga pemanfaatan teknologi," pungkasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya