Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PAKAR Pangan Universitas Brawijaya, Sujarwo mendukung upaya jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengembangkan komoditas singkong, sagu dan sorgum sebagai komoditas pangan lokal yang bisa menjadi pengganti tepung dari gandum.
Menurut Sujarwo komoditas tersebut adalah komoditas strategis bagi Indonesia untuk dikuatkan perkembangannya dan menjadi salah satu penguat ketahanan pangan dan kapasitas ekonomi (hilirisasi).
"Saya kira ini langkah yang sangat tepat karena singkong, gandum dan sorgum merupakan komoditas asli Indonesia yang bisa dijadikan pengganti gandum," ujar Sujarwo, Jumat (12/8)
Sujarwo mengatakan, Indonesia memiliki potensi subtitusi pangan lokal yang dapat dikembangkan secara luas di seluruh daerah. Hal ini menjadi kunci sekaligus solusi dalam mengantisipasi kemungkinan adanya krisis pangan global.
Baca juga : HUT Kemerdekaan di Kanpus Pertanian, Mentan SYL Ajak Kembalikan Kejayaan Pangan Nasional
Apalagi, menurut Sujarwo, kondisi geopolitik dunia dalam keadaan kurang baik, mengingat perang Rusia dan Ukraina terus berlangsung sehingga berdampak luas terhadap ketahanan pangan global. Termasuk kondisi pangan nasional yang memiliki kebutuhan gandum cukup banyak.
"Saya bilang ini langkah tepat karena kebutuhan pangan bisa kita penuhi dari dalam negeri. Saya juga melihat pertanian Indonesia sudah mulai berkembang mengingat semakin banyaknya intervensi teknologi dan mekanisasi," katanya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak masyarakat Indonesia untuk mulai menanam pangan lokal di lahan-lahan sempit seperti polybag atau pekarangan rumah. SYL bahkan menganjurkan masyarakat untuk menggarap lahan tidak produktif menjadi lahan produktif.
"Saya bersama jajaran saat ini terus berupaya mengembangkan pangan lokal sesuai arahan Presiden Joko Widodo, " katanya. (RO/OL-7)
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Program ketahanan pangan Kostrad sudah dilaksanakan dan berjalan di beberapa daerah seperti di Bogor, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Pangandaran.
Lokasi ketahanan pangan Kostrad di Gudang Ketahanan Pangan berada di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Produksi beras Kabupaten Cianjur mencapai 860 ribu ton lebih. Produksinya terbilang melebihi dari kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan Bulog Cirebon memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram
Sebagai salah satu sumber pangan sehat, tanaman yang juga dikenal dengan nama cantel itu bisa menjadi pengganti gandum, penghasil gula, pakan ternak, bahkan energi bio diesel.
Tim peneliti dari IPB University telah mengembangkan varietas sorgum untuk pangan yang dapat membantu mengatasi masalah gizi ganda (MGG) di Indonesia.
Sorgum dapat dikembangkan sebagai salah satu solusi pengentasan kemiskinan ekstrem dan pengurangan prevalensi kekerdilan pada anak alias stunting di Nusa Tenggara Timur.
Sorgum bisa menjadi alternatif bahan pangan dengan segudang manfaat yang tak kalah jauh bahan pangan lainnya.
MENTERI Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan panen perdana sorghum di Karawang, Jawa Barat. Menhut Raja Antoni mengatakan sorgum bisa mendukung ketahanan pangan.
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen perdana sorgum di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (2/6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved