Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni kepada kelompok Tani Sehati di Desa Tuatuka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tetap mengunakan nama 'Jagung Rote' atau Jarot untuk tanaman sorgum yang dibudidayakan di desa tersebut.
Pasalnya tanaman yang memiliki kandungan nutrisi tinggi ini, sudah lama dikenal masyarakat NTT dengan nama Jagung Rote, bukan sorgum seperti saat ini.
"Kasih nama Jarot lah, jagung rote, biar terkenal rotenya, " kata Raja Juli Antoni saat berkunjung ke kebun sorgum milik Kelompok Tani Sehati, Senin (13/1) petang. Raja Juli bersama rombongan juga disuguhi nasi berbahan dasar sorgum hingga jagung, singkong dan pisang rebus. Kelompok tani ini memiliki 43 anggota, mengolah lahan seluas 10 hektare yang seluruhnya ditanami sorgum.
Tanaman ini dipanen setelah berusia empat bulan dan bisa panen sampai tiga kali. Sorgum hasil panen dijemur di sinar matahari satu sampai dua hari hingga kering.
Selanjutnya, biji-biji sorgum diolah menjadi beras, bisa dimasak seperti memasak nasi, atau diolah lagi menjadi beberapa bahan pangan lainnya seperti terigu dan sereal.
Ketua Kelompok Tani Sehati, Debora Raja Raga menyebutkan, kendati luas lahan mencapai 10 hektare, namun pengolahan masih menggunakan cara tradisional. Mereka membutuhkan traktor tangan untuk mempercepat pengolahan lahan. " Bapak menteri sudah sampai di sini, bisa membantu kami dengan cara apapun agar memudahkan dalam pengelolaan lahan," kata Debora saat berbincang dengan Menteri Raja Juli Antoni.
Dia pun langsung minta Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan NTT Joaz Umbu Wanda untuk bersama-sama menyiapkan bantuan traktor tangan untuk petani setempat.
Sebelumnya datang ke Kelompok Tani Sehati, Raja Juli Antoni mengunjungi Gabungan Kelompok Tani Ora Et Labora di Desa Noinbilla, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan seluas 314 hektare.
Di sana Raja Juli Antoni bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Prof. Stella Christien makan bersama produk perhutanan sosial yang dibudidayakan kelompok tani tersebut. "Ada singkong, jambu mete, pisang dan masih banyak lagi, cuma masih ada kendala salah satunya air," katanya.
Untuk mengatasi persoalan air, lanjutnya, akan dilakukan riset oleh Politeknik Pertanian Negeri Kupang bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mencari sumber-sumber air baru. "Nanti ada bantuan dari kami alat pertanian dan bantuan untuk kelompok tani," ujarnya.
"Katanya sudah ada pipa tapi rusak, nanti kita lihat potensi sumber-sumber air lain untuk menghidupi tanaman, karena memang sekarang cuaca berubah sehingga pola tanam juga berubah," jelas Raja Juli Antoni.
Terkait keterbatasan air di Desa Noinbilla, Wamen Dikti Saintek, Stella Christie mengatakan telah mendengar laporan dari masyarakat mengenai persoalan yang mereka hadapi dari ketua kelompok tani yang dijabat oleh seorang perempuan.
Menurutnya, Kementerian Dikti Sains dan Teknologi, memiliki visi untuk memajukan perempuan di bidang sains dan teknologi termasuk masalah air yang sedang dihadap masyarakat setempat.
"Kami sudah bicarakan dengan LL Dikti (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) supaya kami pikirkan masalah air. Jadi, Pendidikan tinggi harus memberikan sumbangsih kepada masyarakat untuk meningkatkan ekonomi lokal," ujarnya.
Turut dalam kunjungan Menhut di NTT sejumlah dirjen Kementerian Kehutanan, Kepala BKSDA NTT Arief Mahmud, dan para kepala taman nasional dan pemerintah daerah. (S-1)
Pulau Kera seluas 48 hektare berada di wilayah Kabupaten Kupang, tetapi hanya berjarak 5 mil dari Kota Kupang.
TIM Penyidik Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menahan tiga tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi dana rehabilitasi sekolah.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved