Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PADA akhir perdagangan Selasa waktu setempat, dolar Amerika Serikat (AS) terpantau menguat. Hal itu dipengaruhi pelaku pasar menunggu keputusan kebijakan utama dari Bank Sentral AS (The Fed).
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,66% menjadi 107,1880. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0126 per dolar AS, dari 1,0223 per dolar AS di sesi sebelumnya.
Baca juga: Kepala IMF: Resesi AS Diperlukan untuk Taklukkan Inflasi
Adapun pound Inggris turun menjadi 1,2029 per dolar AS, dari sesi sebelumnya berkisar 1,2048 per dolar AS. Dolar Australia turun menjadi 0,6933 per dolar AS, dari sebelumnya 0,6954 per dolar AS.
Dolar AS dibeli 136,68 yen Jepang, atau lebih rendah dari 136,70 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Sementara, dolar AS turun menjadi 0,9629 franc Swiss, dari sebelumnya 0,9646 franc Swiss.
Baca juga: Bank Sentral Sedunia Hadapi Tantangan yang Kompleks
Reaksi pasar muncul di tengah perkiraan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan yang cukup besar. Dalam hal ini, ketika mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari.
Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen AS turun menjadi 95,7 pada Juli 2022. Itu merupakan level terendah sejak Februari 2021. Apalagi di tengah proyeksi ekonomi AS yang meredup akibat kenaikan tingkat inflasi.(Ant/OL-11)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibuka melemah 4,73 poin atau 0,07% ke posisi 7.103,06.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved