Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH akan memulai proyek perdana pengembangan industri minyak makan merah (red palm oil/RPO) dengan melibatkan koperasi pada awal tahun depan.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki mengungkapkan langkah itu merupakan strategi untuk menjaga harga jual tandan buah segar (TBS) di tingkat petani tetap stabil.
"Pak Presiden sudah menyetujui pembangunan industri minyak makan merah berbasis koperasi. Ini solusi bagi para petani yang selama ini sangat bergantung pada perusahaan besar dalam menjual hasil panen mereka. Dengan adanya industri RPO oleh koperasi, para petani nanti bisa menjual TBS langsung ke koperasi tersebut," ujar Teten usai menghadiri rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/7).
Untuk saat ini, pemerintah masih mengkaji daerah yang akan dijadikan sebagai lokasi pilot project. Itu bisa dipastikan akan berada di Sumatra atau Kalimantan.
Dalam menentukan lokasi, Teten menambahkan, pemerintah akan melihat koperasi petani sawit yang dianggap sudah siap. Itu dapat dilihat dari jumlah petani dan luasan lahan yang mereka miliki.
Baca juga: SKK Migas Perkuat Kapasitas Nasional, Kejar Target Produksi 2030
Pemerintah mensyaratkan, untuk bisa memiliki pabrik RPO, koperasi harus memiliki lahan minimal 1.000 hektare.
"Target produksi awal itu 10 ton per hari. Tetapi kita butuh 50 ton per hari dan itu bisa dihasilkan dari 1.000 ha lahan. Jadi setiap 1.000 ha lahan sawit, kita upayakan ada satu pabrik. Sekarang kita lihat sudah ada beberapa koperasi sawit yang punya lahan lebih dari 1.000 ha," tutur mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Terkait teknologi yang akan digunakan, Teten mengatakan sekarang masih dalam tahap pengembangan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Anak perusahaan PT Riset Perkebunan Nusantara itu sudah membuat prototipe dan akan menyelesaikan detail engineering design pada Agustus mendatang.
"Setelah itu, kita masuk pada tahap produksi, bisa di BUMN atau swasta," sambungnya.
Adapun, terkait nilai investasi yang dibutuhkan untuk memiliki pabrik RPO, Teten memperkirakan setiap koperasi perlu merogoh kocek sekitar Rp23 miliar dengan return on investment 4,3 tahun.
"Menurut saya itu sudah sangat layak. Koperasi juga bisa memanfaatkan modal dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir atau dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Nanti, di hilirnya, bisa memanfaatkan KUR," tandas Teten. (OL-16)
INDUSTRI minyak sawit (crude palm oil/CPO) mengalami tekanan bertubi-tubi beberapa waktu belakangan.
DALAM beberapa pemberitaan, pemerintah menyatakan bahwa produksi minyak kelapa sawit nasional ditargetkan mencapai 100 juta ton pada tahun Indonesia emas 2045.
MINYAK kelapa sawit mendapatkan sentimen buruk akhir-akhir ini.
Indonesia merupakan negara dengan produksi minyak sawit terbesar di dunia
Dinas DLH DKI memerintahkan PT BKP harus memperbaiki cerobongnya agar memenuhi baku mutu emisi sumber tidak bergerak.
Istri sekuriti PT SKB memohon agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bisa membebaskan sang suami
Pembangunan pabrik minyak makan merah di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas lahan 3.018 ha dengan rencana kapasitas produksi minyak makan merah mencapai 0,5 ton per jam.
Minyak Makan Merah adalah produk turunan minyak sawit yang berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional yang tak hanya bisa menggoreng tapi juga jadi suplemen
KEBERADAAN pabrik minyak makan merah di Desa Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, diharapkan memberikan nilai tambah signifikan bagi petani sawit.
Minyak Makan Merah merupakan inovasi dari produk turunan kelapa sawit selain CPO, yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan multifungsi.
Dalam kurun tiga bulan ke depan, Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah, agar bisa di-launching pada Januari 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved