Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Dua Agenda Ini jadi Aksi Konkret Presidensi G20 Indonesia 2022

Mediaindonesia.com
11/7/2022 10:52
Dua Agenda Ini jadi Aksi Konkret Presidensi G20 Indonesia 2022
Delegasi negara G20 berjalan menuju ruang rapat Sherpa Track Meeting ke-2 G20 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.(Dok.Kominfo)

PRESIDEN Joko Widodo mengharapkan Presidensi G20 Indonesia 2022 menghasilkan rencana aksi konkret yang dapat segera diimplementasikan oleh dunia.

Presiden tidak ingin hasil pertemuan G20 hanya sebatas pada rencana aksi yang masih membutuhkan waktu panjang dalam impementasinya.

Setelah melaui berbagai pertemuan yang diselenggarakan dalam 8 bulan kepemimpinan Presidensi G20, keinginan Presiden itu dapat segera terwujud melalui dua kesepakatan yang dihasilkan. Pertama mengenai pembentukan dana perantara keuangan (financial intermediary fund/FIF) dan pelaksanaan Digital Iniative Network (DIN).

Pembentukan FIF merupakan antisipasi atau kesiapsiagaan untuk merespon pandemi atau Pandemic Preparedness and Response (PPR) di masa mendatang. 

Staf Khusus Menteri bidang Tata Kelola Pemerintahan Kemenkes  Ronaldus Mujur mengatakan bahwa badan pengelola FIF telah disetujui untuk ditempatkan di bawah Bank Dunia (World Bank) pada 1 Juli 2022 dan diharapkan segera operasional berjalan pada September mendatang.

"Saat ini komitmen pendanaan dari negara anggota G20 dan lembaga filantropi telah mencapai US$1,1 miliar dan masih terus akan ditingkatkan.  Pembentukan FIF yang diinisiasi dalam Forum G20 telah disetujui untuk dibentuk dan operasional pada September nanti," ujar Ronaldus dalam update Sherpa Meeting Kedua di Labuan Bajo, Minggu (10/7).

Saat ini sedang disusun mekanisme kerja, tatacara penggunaan dana serta berbagai hal terkait operasional lembaga.
"Harapannya nanti akan terjadi keseimbangan antara negara penerima dan donor. Harapannya tidak ada yang mendominasi. Karena nantinya dana perantaran ini dapat diakses oleh seluruh negara di dunia. Jadi tidak terbatas pada negara anggota G20," ujarnya.

Forum G20 masih terus mendorong agar semakin banyak negara dan lembaga berkontribusi terhadap penyiapan dana perantara ini. Sebab dana ini menjadi penting bagi upaya dunia dan negara-negara terdampak mempersiapkan diri bila pandemi terjadi lagi melanda dunia.

Implementasi DIN
Secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Dedy Permadi mengatakan bahwa kelompok kerja ekonomi digital atau digital economic working group (DWEG) akan  menyepakati untuk peningkatan status Digital Innovative League yang telah dijalannkan dalam Presidensi G20 Italy 2021 menjadi Digital Innovative Network (DIN).

DIN akan menjadi ajang bagi para pelaku usaha start up akan terkoneksi dengan para pemodal atau venture capital

"Rencananya pertemuan perdana DIN ini akan berlangsung pada September mendatang. Nanti kita akan kumpulkan para start up dari negara G20 dengan para venture capital. Mereka akan bertemu dan melakukan penjajakan satu sama lain atau bussines matching," ujar Dedy di Labuan Bajo. 
Dedi belum bisa memperkirakan jumlah dana yang dapat diraih dalam pertemuan bussines matching start up dan para investor. Namun pihaknya optimistis bahwa jumlahnya akan akan signifikan mengingat banyaknya start up dan calon investor yang akan bergabung.
"Intinya mereka bertemu dahulu. Hasilnya berapa yang diperoleh akan kompilasi setelah pertemuan itu," tandas Dedi. (E-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya