Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Harga Acuan Diperlukan

Andhika Prasetyo
11/6/2016 12:05
Harga Acuan Diperlukan
(ANTARA/Ampelsa)

PEMERINTAH membentuk tim untuk menyelesaikan masalah pangan di Tanah Air. Tim itu bertujuan meningkatkan kinerja lintas kementerian dalam mengendalikan harga bahan pangan.

"Ini arahan Presiden. Kita cari solusi jangka pendek dan jangka panjang. Tidak hanya untuk Ramadan, tetapi juga setelahnya," tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sela rapat koordinasi di Jakarta, kemarin.

Dalam rapat koordinasi (rakor) pangan nasional yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga itu, pemangkasan rantai pasok disepakati guna menekan dan menstabilkan harga pangan.

Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Khudori menilai upaya tim untuk mengendalikan harga pangan memerlukan instrumen aturan. Itu sebenarnya sudah ada dalam bentuk Perpres No 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Kebutuhan Penting.

Hanya, jelas Khudori, perpres tersebut belum ada beleid turunannya dalam bentuk peraturan menteri perdagangan yang isinya berupa acuan harga bahan pokok yang akan ditata. "Saya berharap dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok ini pemerintah tidak hanya mempertimbangkan dari sisi konsumen, tetapi juga produsen," tegasnya.

Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menilai sistem yang permanen pasti dapat menstabilkan harga di pasar. Koperasi pasar yang sudah berpengalaman tinggal dimanfaatkan untuk membantu selesaikan masalah ini.

Khusus untuk mengatasi harga daging yang masih tinggi, pemerintah sepakat untuk terus menambah kuota impor daging sapi selama harga komoditas utama itu masih berada di kisaran Rp100 ribu per kilogram.

Rapat koordinasi itu juga menyepakati langkah terobosan menggandeng feedloter-feedloter di Tanah Air untuk memasok daging sapi langsung ke koperasi.

Membuahkan hasil
Direktur Komersial Perum Bulog Fazri Sentosa mengklaim upaya menggelontorkan daging sapi beku impor ke sejumlah pasar sudah membuahkan hasil.

"Sekarang alhamdulillah tidak naik. Landai harganya, artinya ada efek sedikit, meski kelihatannya pasokan belum cukup," ujar Fazri, saat meninjau Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, kemarin.

Pasokan yang terlihat belum mencukupi itulah yang dinilai Fazri masih membuat harga daging sapi masih di kisaran Rp120 ribu per kilogram.

Hingga saat ini, stok daging sapi Bulog mencapai sekitar 1.140 ton. Bulog menerima 2.100 ton daging sapi beku impor dari Australia dan sudah disalurkan ke masyarakat sekitar 960 ton hingga kemarin.

Fazri pun menargetkan selama Ramadan ini, pihaknya bisa mengimpor 5.000 ton daging sapi beku dari kuota yang diberikan pemerintah sebesar 10 ribu ton sampai akhir tahun.

"Sampai saat ini amino masyarakat terhadap daging sapi beku yang dijual Rp80 ribu per kilogram sangat bagus, terlihat dalam tiga hari ini kami bisa menjual 1 ton daging beku," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Tengah Taufan Akib. (Jes/SS/X-13)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya