Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Pendaftaran program akselerator Grab Ventures Velocity (GVV) Batch 5 X Sembrani Wira telah dibuka mulai hari ini hingga 22 Juli 2022 dengan menargetkan perusahaan rintisan (startup) di sektor Pemberdayaan UMKM (SME Enablement) dan Direct to Consumers (D2C).
“Grab percaya akan potensi perusahaan rintisan Indonesia dan kemampuannya dalam menghadapi tantangan yang ada selama mendapatkan dukungan, kesempatan belajar dan akses untuk berkolaborasi,” kata Country Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (21/6).
GVV pertama kali diluncurkan pada 2018. Pada tahun ini, Grab bekerja sama dengan BRI Ventures dan salah satu venture capital (VC) terkemuka di Asia Tenggara, Alpha JWC Ventures, untuk mewujudkan program GVV Batch 5.
Mengangkat tema “Preparing Indonesia’s Startups for Post-Pandemic Market”, program ini diharapkan dapat membekali perusahaan rintisan tanah air dengan kemampuan dan keterampilan untuk menjadi lebih tangguh sehingga dapat membangun bisnis yang berkelanjutan.
Melalui program GVV tahun ini, kata Neneng, Grab tidak hanya memberikan sesi mentorship dan workshop serta akses ke pendanaan, melainkan juga membuka kesempatan bagi para pendiri perusahaan rintisan untuk menguji coba ide atau produk mereka dalam ekosistem Grab.
“Kami berharap karenanya para founder akan menjadi semakin tangguh dalam memimpin usaha dan membangun bisnis berkelanjutan dengan pondasi yang kuat,” ujarnya.
Startup terpilih akan mengikuti program intensif selama 12 hingga 16 minggu dengan rangkaian workshop, mentorship, networking dengan venture capital, uji coba ide atau produk dalam ekosistem Grab (pilot), serta kesempatan melanjutkan kerjasama dengan Grab dan akses ke pendanaan.
Sebagai informasi, sektor baru yang disasar oleh GVV tahun ini yaitu perusahaan rintisan dengan model bisnis Direct to Consumers (D2C). Model ini diprediksi menjadi salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk berkembang maupun untuk memberikan kemudahan bagi konsumen.
Hal tersebut tampak dari tren menjamurnya bisnis baru seperti makanan dan minuman (food and beverage/F&B), kecantikan (beauty), serta fesyen yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada paruh pertama 2021, sebanyak 17 venture capital juga telah memberikan pendanaan ke consumer brand.
Sejak diluncurkan empat tahun lalu, sebanyak 26 startup dari berbagai negara di Asia Tenggara telah lulus dari program akselerator ini, dengan 21 di antaranya merupakan startup Indonesia seperti Sejasa, Tanihub, Sayurbox, Qoala, Majoo dan Octopus. Di sisi lain, Sembrani Wira yang merupakan program akselerator besutan BRI Ventures juga telah meluluskan beberapa startup sejak dimulai pada 2021. (Ant/OL-12)
GUNA mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, BRI mewujudkannya lewat pemberdayaan klaster usaha 'Klasterkuhidupku'. Program ini menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM
Program ini merupakan rangkaian Dospulkam tahap kedua yang disambut antusias oleh para pelaku usaha, khususnya penggiat bisnis makanan daring.
Saat ini, program kemitraan produk bebas asap Sampoerna telah melibatkan lebih dari 600 UMKM lokal yang tersebar di 20 kota di seluruh Indonesia.
UMKM Monalisa memanfaatkan potensi singkong menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour) yang memiliki permintaan pasar yang luas dan nilai tambah ekonomi yang signifikan.
BRI sepanjang Januari - Mei 2025, menyalurkan KUR senilai Rp69,8 triliun, atau setara 39,89% dari total alokasi tahunan sebesar Rp175 triliun.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menghadirkan vending machine berisi produk usaha mikro dan kecil (UMKM) di Pelabuhan Ajibata, Danau Toba,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved